Peluncuran Buku “Berdaulat untuk Kesejahteraan Rakyat” & “Mendengar Suara, Merawat Semesta

Dasa Windu (80 tahun) Yuswa Dalem Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 dalam penanggalan tahun Jawa merupakan momentum penting yang perlu diberi penanda dalam berbagai wujud. Salah satu bentuk penanda abadi yang tak lekang oleh masa adalah buku. Begitulah pandangan Ngarsa Dalem yang akhirnya meluncurkan dua buku yakni “Berdaulat untuk Kesejahteraan Rakyat” dan “Mendengar Suara, Merawat Semesta” pada Jumat (15/12) di Kagungan Dalem Bangsal Pagelaran Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Pada peluncuran buku ini, Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejak pukul 18.30 WIB, terdengar Uyon-uyon dan permainan ensambel gesek yang indah dari Yogyakarta Royal Orchestra Chamber Music silih berganti hadir menyambut tamu undangan sembari menunggu Ngarsa Dalem miyos di Pagelaran Keraton Yogyakarta.

Peluncuran 004

Tepat pukul 19.00 WIB, lantunan Gendhing Raja Manggala menjadi penanda miyos Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 yang didampingi oleh Prameswari Dalem GKR Hemas. Turut hadir Putri Dalem GKR Mangkubumi, GKR Condrokirono dan GKR Hayu, Mantu Dalem KPH Notonegoro, serta Wayah Dalem RM Drasthya Wironegoro, RM Gustilantika Marrel Suryokusumo dan RAj Nisaka Irdina Yudanegara. Acara pun diawali dengan santap malam bersama, sambil menikmati pertunjukan yakni Beksan Klana Topeng Sembung Langu persembahan Kawedanan Kridhamardawa. Tak hanya beksan, hadir kembali Yogyakarta Royal Orchestra Chamber Music yang berkolaborasi dengan Aditya Chander, seorang solois violin yang kini tengah menempuh pendidikan doktoral di Yale University.

“Kehadiran Aditya Chander dalam Yogyakarta Royal Orchestra Chamber Music pada acara peluncuran buku Ngarsa Dalem kali ini sebagai penanda kerja sama antara Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat dengan Wesleyan University dan Yale University. Jika dua periode ini kami telah mengirim guru tari ke Wesleyan, kini kami menerima Aditya yang kemarin juga sempat memberikan masterclass violin di Yogyakarta,” ungkap KPH Notonegoro, Penghageng Kawedanan Kridhamardawa.

Peluncuran 002

Yogyakarta Royal Orchestra Chamber Music bersama Aditya Chander pun sukses memukau tamu yang hadir dengan membawakan Violin Concerto no. 5 in A major, K. 219 karya Wolfgang Amadeus Mozart dan Concerto Grosso HWV 329 op.6 no. 11 in A Major karya Georg Friedrich Händel. Acara kembali dilanjutkan dengan sambutan dari Direktur Utama Kompas Gramedia, Lilik Oetama selaku penerbit dari kedua buku yang diluncurkan. Sinopsis buku Ngarsa Dalem yang berjudul “Berdaulat untuk Kesejahteraan Rakyat” kemudian dibacakan oleh Bambang Sigap selaku editor buku.

Peluncuran 003

“Selayaknya yang dikatakan oleh Nelson Mandela, "Pendidikan adalah senjata paling ampuh, untuk mengubah dunia”, maka momentum malam ini, bukan sebagai selebrasi penyerahan karya tulis semata. Melainkan juga menjadi ruang dan waktu mengakumulasi energi, untuk menebar inspirasi, melalui buku berjudul: Mendengar Suara, Merawat Semesta,” papar Drs. Benny Suharsono, M. Si, Sekretaris Daerah, Daerah Istimewa Yogyakarta dalam sambutannya sebelum menyerahkan buku “Mendengar Suara, Merawat Semesta”.

Benny berharap buku Mendengar Suara, Merawat Semesta ini dapat menjadi hadiah terbaik yang dapat dipersembahkan oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Buku tersebut kemudian diserahkan langsung kepada Ngarsa Dalem, bersamaan dengan penyerahan manuskrip.

Peluncuran 001

“Mungkin muncul pula pertanyaan, mengapa saya memilih buku sebagai monumen kehidupan, yang telah mencapai usia delapan dasawarsa? Sebenarnya sederhana saja: Karena buku memiliki kekuatan untuk melewati batas ruang dan waktu. Bahkan, Saya memandang buku sebagai pilar kebijaksanaan dan pengetahuan yang lebih berdaya, dibandingkan dengan candi atau arca. Sebab, dalam hitungan detik, buku dapat membuka portal pemikiran, jendela pengetahuan, dan memperluas wawasan tanpa harus berkelana ke sebuah tempat nun jauh di sana,” ungkap Ngarsa Dalem saat menyampaikan sambutan.

Sambutan tersebut diakhiri dengan penandatanganan buku “Berdaulat untuk Kesejahteraan Rakyat” dan “Mendengar Suara, Merawat Semesta” sebagai penanda resmi diluncurkannya kedua buku tersebut. Penandatanganan buku tersebut disaksikan pula oleh tiga tokoh yakni Brigadir Jenderal TNI Zainul Bahar, S.H., M. Si, Komandan KOREM 072/Pamungkas; Mohamad Wahid Supriyadi, Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Federasi Rusia; dan Prof. Ir. Sudaryono, M. Eng, Ph.D., IPU., Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Ketiganya masing-masing mewakili FKPD DIY, narasumber buku “Berdaulat untuk Kesejahteraan Rakyat”, serta narasumber buku “Mendengar Suara, Merawat Semesta” menjadi tiga orang yang mendapatkan langsung kedua buku dari Ngarsa Dalem.

Peluncuran Cover3

Sebagai penampilan istimewa dalam acara Peluncuran Buku tersebut, hadir Bedhaya Sang Amurwabhumi. Ini adalah Bedhaya pertama yang diciptakan Ngarsa Dalem, memuat sarat nilai-nilai filosofi dan kepemimpinan yang selalu dipegang teguh oleh Sri Sultan. Selama sekitar 30 menit, Bedhaya Sang Amurwabhumi yang sudah dipadatkan durasinya ini memukau tamu undangan yang hadir. Berakhirnya bedhaya tersebut menandai usainya acara peluncuran buku. Gendhing Tedhak Saking berbunyi sekira pukul 21.00 WIB, menghantarkan Ngarsa Dalem dan keluarga kembali ke kediaman.

Ngarsa Dalem berharap kedua buku tersebut tak hanya dimaknai masyarakat sebagai kisah 80 tahun hidup sang Sultan. “Tetapi (dimaknai pula) sebagai inspirasi kolektif, doa, dan asa terhadap eksistensi Keraton Yogyakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Tentu dengan menyerap selaksa makna, dari buku Berdaulat untuk Kesejahteraan Rakyat dan Mendengar Suara, Merawat Semesta,” ungkap Ngarsa Dalem.

Peluncuran Cover2

Terdapat delapan tema yang diangkat dalam buku tersebut yakni Kepemimpinan Sri Sultan, Regenerasi Kepemimpinan Keraton, Keistimewaan Yogyakarta dan Pemerintahan Provinsi di Indonesia, Global dan Pluralisme, Tradisi Budaya dan Lingkungan hidup, Sri Sultan dalam Reformasi Tahun 1998, Ekonomi Kreatif DIY, dan yang terakhir tentang Perempuan dan Keadilan Gender. Ada pula sekitar 160 tokoh yang berasal dari wilayah DIY hingga Nasional yang menyampaikan pandangan pribadi terkait tema tersebut.