Tingalan Jumenengan Dalem, Refleksi Budaya Keraton Yogyakarta
- 08-02-2024
Momentum Tingalan Jumenengan Dalem ke-36 Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 menjadi ruang refleksi budaya bagi Keraton Yogyakarta. Jelang rangkaian peringatan kenaikan takhta sultan, Keraton Yogyakarta menyelenggarakan berbagai upacara tradisional. Berikut rangkaian upacara Hajad Dalem Tingalan Jumenengan Dalem pada Jimawal 1957.
Bucalan
Upacara bucalan dilakukan oleh sekelompok Abdi Dalem Keparak (Abdi Dalem perempuan) pada Kamis Kliwon (08/02) atau 27 Rejeb. Dalam bahasa Jawa, bucalan berarti sesatu yang dibuang. Prosesi bucalan dalam rangkaian upacara ini dimaknai sebagai prosesi penyucian atau pemberian sesaji ke tempat-tempat khusus agar rangkaian Tingalan Jumenengan Dalem berjalan lancar.
Sesaji bucalan diantaranya berupa tumpeng kecil lima warna, serta aneka buah dan bunga. Setelah didoakan, sesaji bucalan kemudian didistribusikan di dalam maupun di luar area keraton mulai pukul 07.00 WIB. Tugu Pal Putih, Panggung Krapyak, Sungai Code, dan Sungai Winongo adalah titik utama di luar tembok keraton yang menjadi tempat peletakan Bucalan. Sedangkan di dalam keraton ada sekitar 110 titik meliputi sudut-sudut, seperti dapur (pawon), sumber mata air, dan regol (pintu gerbang).
Ngebluk
Setelah prosesi bucalan selesai, agenda utama diawali dengan prosesi ngebluk. Sebelum Ngebluk, Abdi Dalem Keparak terlebih dahulu membersihkan seluruh peralatan yang akan digunakan, termasuk menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan seperti tepung beras, gula, tape singkong, dan air. Tepat pukul 10.00 WIB, Abdi Dalem Kanca Kaji membuka prosesi Ngebluk dengan memimpin doa di Bangsal Pengapit.
Selanjutnya, GKR Mangkubumi selaku putri sulung Sri Sultan segera memimpin jalannya proses ngebluk di Bangsal Sekar Kedhaton, kompleks Keputren. Turut hadir Sentana Dalem Putri GBRAy Riya Kusuma dan GBRAy Nuraida Joyokusumo. Ngebluk sendiri merupakan upacara membuat jladren (adonan apem) yang akan dimasak saat prosesi ngapem. Ada dua jenis adonan apem yang dibuat, yaitu apem mustaka (apem besar) dan apem alit (apem kecil). Diawali dengan menuangkan seluruh bahan adonan apem, kemudian Abdi Dalem Keparak secara bergantian mencampur komposisi tersebut di dalam pengaron (gentong besar) hingga semua bahan merata. Adonan yang sudah jadi lantas dimasukkan ke dalam dua enceh (tempayan). Adonan yang telah ditutup rapat ini lantas didiamkan selama satu malam agar terjadi proses peragian sehingga adonan mengembang. Ada empat orang Abdi Dalem Keparak Begananda yang bertugas semalaman menjaga adonan dalam kedua enceh.
Ngapem
Di Bangsal Sekar Kedhaton, keesokan harinya Jumat Legi (09/02) atau 28 Rejeb pukul 09.00 WIB, GKR Mangkubumi segera memimpin prosesi Ngapem. Bersama dengan keempat Putra Dalem Putri serta 40 orang Sentana Dalem Putri yang hadir, prosesi ngapem berlangsung seharian hingga menjelang petang. Setidaknya sebanyak 75 Apem Mustaka dibuat oleh Sentana Dalem Putri yang sudah menopause, sementara Putra Dalem Putri, dan Sentana Dalem Putri lainnya membuat 600 apem alit. Apem yang sudah matang kemudian disimpan di dalam lemari khusus. Apem-apem tersebut menyimbolkan permohonan maaf atau ampunan. Seluruh prosesi sejak bucalan hingga ngapem dilakukan oleh perempuan. Tidak ada Abdi Dalem laki-laki yang terlibat dalam prosesi ini.
Nata Ubarampe Labuhan
Pada pukul 10.00 WIB, bersamaan dengan prosesi ngapem, Abdi Dalem dari Kawedanan Widya Budaya melakukan pengecekan ubarampe (perlengkapan) labuhan di Bangsal Manis. Seluruh ubarampe yang semula disiapkan di kawedanan dibawa menuju Bangsal Manis secara beriringan untuk diperiksa kembali, niti lan nata ubarampe labuhan. Meski bersifat upacara tahunan, Hajad Dalem Labuhan merupakan sarana refleksi budaya bagi Keraton Yogyakarta atas pelbagai nilai yang diwariskan oleh leluhur Mataram.
KRT Rintaiswara sebagai Penghageng II Kawedanan Widya Budaya memimpin persiapan niti lan nata ubarampe di Bangsal Manis. Kanjeng Rinta mengatakan bahwa setiap ubarampe memiliki makna dan filosofi masing-masing namun secara umum merupakan perwujudan akan ungkapan rasa syukur dan doa untuk kesejahteraan Ngarsa Dalem, keluarga, serta para Abdi Dalem. Selanjutnya ubarampe labuhan yang sudah lengkap dimasukkan dalam kotak kendhaga berwarna merah dan disemayamkan semalaman di Gedhong Prabayeksa.
Sugengan Tingalan Jumenengan
Upacara puncak dari rangkaian Hajad Dalem Tingalan Jumenengan adalah Sugengan Ageng yang dilaksanakan pada Sabtu Pahing pagi (10/02) atau 29 Rejeb, bertepatan dengan hari penobatan Sultan berdasarkan kalender Jawa. Berbagai hidangan dan ubarampe disiapkan oleh Abdi Dalem Boja dari Pawon Sekulanggen dan Pawon Gebulen. Keseluruhannya telah rapi di Tratag Bangsal Kencana. Dari dalam Gedhong Prabayeksa, menyusul apem mustaka dan apem alit diusung ke Tratag Bangsal Kencana beserta seluruh ubarampe Labuhan.
Pukul 11.00 WIB, prosesi sugengan dimulai, dipimpin oleh GKR Mangkubumi. Turut hadir GKR Condrokirono, GKR Hayu, dan GKR Bendara, serta Abdi Dalem Kanca Kaji, Abdi Dalem Suranata, dan Abdi Dalem Pengulon. Prosesi Sugengan juga dihadiri oleh para Abdi Dalem perwakilan dari seluruh tepas dan kawedanan. KRT Zhuban Hadiningrat dari Urusan Pengulon bertindak untuk memimpin doa memohon kesehatan dan kecemerlangan takhta Sultan. Doa keselamatan juga disematkan bagi Ngarsa Dalem, Sentana Dalem, Karaton Dalem dan kesejahteraan warga Yogyakarta.
Setelah prosesi Sugengan, dilakukan pemindahan seluruh ubarampe menuju Bangsal Srimanganti untuk diinapkan semalam sebelum dilabuh keeseokan harinya. Hidangan sugengan kemudian dibagi-bagikan kepada seluruh Abdi Dalem yang hadir, di dalamnya termasuk apem alit. Hidangan yang dibagikan ini merupakan wujud dari rasa derma Ngarsa Dalem kepada seluruh Abdi Dalem tanpa terkecuali. Biasanya perwakilan Abdi Dalem yang hadir akan membagikan besek berisi takir-takir makanan dan apem alit pada seluruh Abdi Dalem yang berada di kawedanan masing-masing.
Keesokan harinya, seluruh ubarampe labuhan diberangkatkan ke tiga lokasi prosesi Labuhan, yakni Pantai Parangkusumo, Gunung Merapi, dan Gunung Lawu. Prosesi Labuhan ini kemudian menjadi klimaks dari rangkaian peringatan Tingalan Jumenengan Dalem.
