Keraton Yogyakarta Gelar Peringatan Hadeging Nagari ke-271

Pada setiap tanggal 29 Jumadilawal, Keraton Yogyakarta memeringati Hadeging Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat atau berdirinya Kasultanan Yogyakarta. Setiap tahunnya digelar serangkaian kegiatan guna memeringati peristiwa tersebut, tak terkecuali pada peringatan ke-271 tahun ini yang jatuh pada Kamis (15/2).

Kegiatan diawali dengan Sema`an Alquran yang digelar sejak pukul 05.00 WIB di Kagungan Dalem Bangsal Pagelaran. Acara kemudian dilanjutkan dengan sarasehan dan doa Mujadahan Akbar yang dilaksanakan pada malam hari mulai pukul 20.00 WIB.

Selain oleh Sultan yang didampingi oleh Puteri Dalem dan Abdi Dalem Kanca Kaji, puncak kegiatan ini juga dihadiri oleh Brigjen Pol Ahmad Dofiri selaku Kapolda DIY, Kolonel Kav Muhammad Zamroni selaku Ketua Danrem 072 Pamungkas, Prof. Mahfud M.D, serta masyarakat umum yang tertarik untuk mengikuti acara.

Dalam pidatonya, Sultan memaparkan bahwa peringatan tersebut merupakan salah satu cara untuk menghargai sejarah dan menjaga tradisi leluhur. Peringatan Hadeging Nagari juga merupakan sebuah silaturahmi antar masyarakat luas yang seyogyanya dapat mendukung satu sama lain demi terciptanya tujuan bersama dan lingkungan yang tenteram.

Sehari sebelumnya, 28 Jumadilawal atau Rabu (14/2), dilaksanakan kegiatan ziarah ke Pasarean Imogiri yang diikuti oleh para Abdi Dalem dan kerabat Sultan. Pada malam harinya sekitar pukul 19.00 WIB, digelar pengajian di Masjid Gedhe yang terbuka untuk masyarakat umum.

Berdirinya Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat sendiri sejatinya diawali sejak ditandatanganinya Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755. Sebulan setelahnya, tepatnya 13 Maret 1755 atau 29 Jumadilawal Jimawal 1680, Pangeran Mangkubumi memproklamasikan berdirinya kerajaan baru yang disebut Nagari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Pangeran Mangkubumi kemudian bertakhta sebagai raja pertama Kesultanan Yogyakarta dengan gelar Sri Sultan Hamengku Buwono I. Beliau kemudian meresmikan Hadeging Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat di mana peringatannya masih terus lestari hingga kini.