Yasa Peksi Burak Dal 1951, Peringatan Isra' Mi'raj Keraton Yogyakarta

Yasa Peksi Burak pada Kamis (12/4) 27 Rejeb, Dal 1951 menandai peringatan Isra’ Mi’raj di Keraton Yogyakarta. Peksi burak atau burung buraq dipercaya sebagai kendaraan Nabi saat melakukan perjalanan Isra’ dan Mi’raj. Di keraton, Hajad Dalem Yasa Peksi Burak dilaksanakan di Bangsal Sekar Kedhaton dengan dihadiri oleh Putri Dalem dan Sentana Dalem Putri.

Hajad Dalem Yasa Peksi Burak ini menjadi sarana untuk memaknai ajaran Nabi Muhammad. Selain itu sebagai sarana mengenang dan melestarikan tradisi leluhur,” ucap GKR Mangkubumi.

Rangkaian prosesi Yasa Peksi Burak telah dimulai sejak pagi. BRAy Moerdaningrat bersama Sentana Dalem Putri mengawali prosesi dengan mengupas buah jeruk bali. Kulit buah jeruk inilah yang kemudian dibentuk menyerupai sepasang burung yang menjadi simbol burung buraq.

GKR Mangkubumi, Putri Dalem paling tua, menyusun pohon buah yang nantinya digunakan burung buraq untuk bertengger. Sementara GKR Bendara, Putri Dalem paling muda, dibantu oleh beberapa Sentana Dalem dan Abdi Dalem Keparak, merangkai empat buah pohon bunga sebagai perlambang taman surga.

Selepas waktu dzuhur, Peksi Burak selesai dirangkai. Selanjutnya, rangkaian ini dibawa oleh Abdi Dalem Kanca Kaji, Kanca Suranata, dan Kanca Abrit menuju Masjid Gedhe saat ba’dha ashar. Di malam harinya, ba’da isya’, digelar pembacaan riwayat dan sejarah Isra’ Mi’raj yang dipimpin oleh Kiai Pengulu. Kegiatan yang menjadi puncak acara ini terbuka bagi masyarakat umum.

Hajad Dalem Yasa Peksi Burak merupakan tradisi Keraton Yogyakarta yang digunakan sebagai sarana dakwah ajaran Nabi. Menurut MW Ngabdul Busairi, salah satu Kanca Suranata, tradisi Peksi Burak telah ada sejak masa Sultan Hamengku Buwana I. Rangkaian prosesinya tidak banyak berubah, dan tiap tahun selalu saja banyak warga masyarakat hadir untuk menyaksikannya.