Jaga Esensi Garebeg, Keraton Yogyakarta Bagikan Ubarampe Gunungan

Pada peringatan Idulfitri 1441 H/Wawu 1953 atau Minggu (24/5), Keraton Yogyakarta meniadakan Hajad Dalem Garebeg Sawal dan Ngabekten. Kebijakan ini diambil guna mendukung anjuran pemerintah dan menyesuaikan kondisi tanggap darurat pandemi Covid-19. Meski demikian, Keraton Yogyakarta tetap membagikan ubarampe gunungan berupa rengginang sejumlah 2.700 buah. 

Rengginang adalah kue ketan berwarna putih dan berbentuk bundar. Selain rengginang, terdapat tlapukan yang terbuat dari ketan beraneka warna dan berbentuk bintang. Setiap rengginang dan tlapukan dihiasi dengan kucu dan upil-upil. Kucu berbentuk bulatan kecil berwarna putih sedangkan upil-upil berbentuk persegi panjang dan dibuat dalam lima warna, putih, merah, kuning, hijau, dan hitam. 

Ubarampe tersebut berjumlah sama dengan banyaknya rengginang yang disiapkan dalam Gunungan Estri dan Gunungan Dharat pada saat Upacara Garebeg sebagaimana mestinya. Hal ini dilakukan sebagai wujud konsistensi Keraton Yogyakarta dalam melestarikan tradisi walau dalam suasana pandemi.

Garebeg Di Masa Pandemi Mei 2020 01

Pada Sabtu (23/5), guci tempat meletakkan ubarampe dibusanani atau dihias kain penutup bermotif bangun tulak. Prosesi ini dilakukan di Bangsal Srimanganti oleh Kanca Abrit dan dipimpin oleh Penghageng KHP Wahana Sarta Kriya, KRT Kusumanegara. Selanjutnya, seluruh ubarampe diinapkan selama satu malam. 

Pada Minggu (24/5) pukul 09.00 digelar prosesi pemberangkatandan pembagian ubarampe di Bangsal Srimanganti yang dipimpin GKR Mangkubumi. Turut hadir pada agenda tersebut Putra Dalem Putri dan Mantu Dalem yakni GKR Condrokirono, GKR Hayu, GKR Bendara, KPH Wironegoro, KPH Purbodiningrat, dan KPH Notonegoro. 

Sebelum dibagikan, ubarampe didoakan Abdi Dalem Kanca Kaji yang dipimpin oleh Mas Bekel Ngabdul Wahab. Selanjutnya, ubarampe rengginang didistribusikan kepada Abdi Dalem Keraton Yogyakarta, Kepatihan, dan Pura Pakualaman. Utusan Dalem yang mengantarkan ubarampe ke Kepatihan diwakili oleh KRT Widyacandra Ismayaningrat dan sedangkan Pura Pakualaman diwakili oleh KRT Wijoyo Pamungkas. Ubarampe juga dibagikan kepada Kawedanan Pengulon di Kagungan Dalem Masjid Gedhe oleh Kanca Kaji.    

Selanjutnya, pembagian ubarampe gunungan untuk Abdi Dalem Keraton Yogyakarta dilakukan oleh Putra Dalem Putri dan Mantu Dalem kepada Abdi Dalem Carik dari setiap tepas dan kawedanan. Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Yogyakarta GKR Condrokirono menuturkan, “cara pembagiannya bertujuan agar tidak menimbulkan kerumunan. Selain itu, semua Abdi Dalem juga wajib menggunakan masker dan mematuhi standar protokol kesehatan dengan saling menjaga jarak.”

Sementara itu, Wakil Penghageng KHP Parwa Budaya Keraton Yogyakarta GKR Mangkubumi, mengatakan bahwa meski tak digelar seperti biasanya, esensi dari Garebeg itu sendiri tetap terjaga. “Prosesi ini tetap bermakna sebagai ungkapan rasa syukur dan sedekah dari raja kepada kerabat dan rakyatnya. Disamping itu, pelaksanaan Garebeg pada zaman dahulu memang dilakukan dengan membagi-bagikan ubarampe gunungan, bukan dengan merayah atau merebut gunungan seperti dikenal saat ini,” ujar GKR Mangkubumi. 

Sebelum membagikan ubarampe, Ngarsa Dalem bersama keluarga menunaikan Salat Idulfitri di Kagungan Dalem Masjid Panepen. Sehari sebelumnya, Ngarsa Dalem juga telah membagikan zakat fitrah kepada Kanca Kaji dan Kanca Pengulon.

Garebeg Di Masa Pandemi Mei 2020 03