Uyon-Uyon Hadiluhung Senin Pon 21 Februari 2022

Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat kembali menggelar Uyon-Uyon Hadiluhung untuk memperingati hari kelahiran (Wiyosan Dalem) Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 setiap Senin Pon malam Selasa Wage. Pada bulan Rejeb ini, Uyon-Uyon Hadiluhung digelar di Kagungan Dalem Bangsal Srimanganti.

Selain menyajikan komposisi gendhing, Uyon-Uyon Hadiluhung pada 21 Februari 2022 menyajikan pula Beksan Surengrana. Masih dalam situasi pandemi, pergelaran kali ini dapat disaksikan melalui siaran langsung (live streaming) di kanal YouTube Kraton Jogja dan siaran RRI Pro 4 Yogyakarta mulai pukul 19.00 WIB. Pertunjukan ini tidak membuka reservasi penonton. Seluruh Abdi Dalem dan tim yang bertugas menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.

Komposisi Gendhing:

  1. Gendhing Pambuka: Ladrang Raja Manggala Laras Pelog Pathet Nem.
  2. Gendhing Soran: Gendhing Tunjung Karoban Laras Slendro Pathet Nem, Kendhangan Jangga Majemuk, jangkep sakdhawahipun.
  3. Beksan Surengrana
  4. Gendhing Lirihan I: Gendhing Kenya Wudhu Laras Slendro Pathet Sanga, Kendhangan Candra. Kalajengaken Ladrang Clunthang Laras Slendro Pathet Sanga.
  5. Gendhing Lirihan II:  Gendhing Sri Rejeki Laras Pelog Pathet Nem, Kendhangan Sarayuda.
  6. Gendhing Lirihan III:  Gendhing Montro Laras Slendro Pathet Manyura, Kendhangan Candra, minggah Ketawang Bendrong Mentul Laras Slendro Pathet Manyura. Kalajengaken Playon Manyura,  kaseling Rambangan Dhandanggula lan Sinom. 
  7. Gendhing Panutup:  Ladrang Sri Kondur Laras Slendro Pathet Manyura.

02

Sinopsis Beksan Surengrana

Beksan Surengrana merupakan Yasan Dalem (karya) Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10. Tarian ini menukil dari Babad Tanah Jawi yang mengisahkan tokoh bernama Surengrana, punggawa Kadipaten Surabaya. Pada era Mataram Islam saat Sri Susuhunan Paku Buwono I bertakhta, Surengrana diberi gelar panji. Kelak Surengrana menjadi tumenggung yang berkuasa atas wilayah Kabupaten Lamongan.

Kisah ini berawal dengan datangnya utusan Keraton Mataram Kartasura, Ki Menggung Surabrata dan Ki Menggung Wiramenggala, untuk meminta Adipati Jaya Puspita agar bertandang ke Mataram Kartasura karena sudah lama tidak sowan (menghadap). Namun dua utusan itu ditolak oleh Panji Surengrana dan Panji Kerta Yudha. 

Timbul kesalahpahaman dalam pertemuan tersebut, Panji Surengrana mengira Mataram Kartasura datang untuk menyerang Kadipaten Surabaya. Tumenggung Karta Negara dan Patih Cakrajaya yang juga hadir di Kadipaten Surabaya telah menyiapkan wadyabala (bala tentara). Hal tersebut membuat Panji Surengrana makin geram dan juga segera menyiapkan wadyabala. Terjadilah pertentangan kecil antara Keraton Mataram Kartasura dan Kadipaten Surabaya. Namun, pertemuan dua pasukan prajurit yang sama kuat ini justru menguak kesadaran bahwa mereka memiliki tujuan yang sama, yakni menjaga keutuhan wilayah dari penjajah. Akhirnya, mereka malah mengadakan latihan perang bersama untuk mempersiapkan diri melawan penjajah Belanda (VOC). 

Surengrana berasal dari dua kata yakni “sureng” atau “sura” yang berarti berani dan “rana” atau “rananggana” yang berarti medan perang. Surengrana menjadi perlambang prajurit yang memiliki keberanian perang di medan laga.

01

Uyon-Uyon Hadiluhung kali ini didukung oleh

Paraga Patuh :

  1. RJ Murpratamakumudamatoyo
  2. MJ Hanisputroamongmatoyo
  3. MJ Dwisinangmatoyo
  4. MJ Handitohastomatoyo
  5. MJ Santosopujimatoyo
  6. MJ Gumelarsigromatoyo
  7. MJ Panggahmatoyo
  8. MJ Indriharismatoyo
  9. Mochamad Samiaji
  10.  Bagas Wisnu
  11.  Icha Fikri Kurniawan
  12.  Arif Bagus 


Paraga Bela :

  1. RJ Pulungronggomatoyo
  2. Raihan Putra Tulus P

Pamucal dan Pengirit Beksa :

  1. RW Widodomondro
  2. MW Dwijosuwanto

Panata Gendhing :MJ Teguhjiwo

Pengendhang RP Ngeksibrongto

Pengeprak :RW Widodomondro

Pemaos Kandha KRT Condrowasesa

Panata BusanaKRT Suryoamiseno

Produser :MJ Cahyomatoyo