Keraton Yogyakarta Gelar Sugengan Ulang Tahun Sultan dan Wisudan Bakda Mulud

Keraton Yogyakarta baru saja menggelar Sugengan Wiyosan Dalem pada Selasa Kliwon, 15 Desember 2020 atau 29 Bakda Mulud Jimakir 1954. Tanggal 29 Bakda Mulud sendiri diperingati sebagai hari kelahiran (Wiyosan Dalem) Sri Sultan Hamengku Buwono X menurut kalender Jawa. Upacara sugengan digelar di Tratag Bangsal Kencana mulai pukul 10.00 WIB dan diawali pembacaan doa yang dipimpin oleh Mas Ngabdul Ahmad Yusuf dari Abdi Dalem Kanca Kaji. Doa dipanjatkan untuk Sri Sultan Hamengku Buwono X agar senantiasa diberi kesehatan, berumur panjang serta Keraton Yogyakarta diliputi ketenteraman. Sebanyak 77 tumpeng disiapkan, sesuai dengan jumlah usia Sultan dalam tahun Jawa. Seusai doa bersama, tumpeng-tumpeng tersebut selanjutnya dibagikan ke seluruh tepas dan lingkup internal keraton.

Pada waktu yang hampir bersamaan, Keraton Yogyakarta juga menggelar Wisudan Abdi Dalem. Selain tanggal 29 Bakda Mulud, Wisudan Abdi Dalem juga digelar pada bulan Sawal hari Selasa Wage pertama setelah Garebeg Sawal.

Berbeda dengan pelaksanaan sebelumnya, wisuda kali ini tidak disertai dengan prosesi upacara yang dipimpin oleh Putra Dalem. Pemberian Serat Kekancingan atau sertifikat resmi dari keraton yang berisi pernyataan kenaikan pangkat atau pemberian kedudukan tetap dibagikan kepada Abdi Dalem yang diwisuda, namun hanya dilakukan di tepas atau kawedanan terkait oleh masing-masing penghageng. Meski demikian, esensi dari Wisudan Abdi Dalem sendiri tidak hilang.

Pada kesempatan ini, terdapat sebanyak 199 Abdi Dalem Reh Kaprajan maupun Reh Punakawan yang diwisuda baik wisuda kenaikan pangkat maupun miji (pensiun, berhenti). Jumlah tersebut berasal dari 17 tepas dan kawedanan yang adadi dalam maupun di luarKeraton Yogyakarta. 

Adapun tepas dan kawedanan tersebut adalah KHP Panitrapura, KHP Widyabudaya, KHP Kridhomardowo, Kawedanan Pengulon, Tepas Dwarapura, Tepas Tandha Yekti, KHP Purayakara, Tepas Banjarwilapa, Kawedanan Sriwandawa, KHP Wahana Sarta Kriya, Tepas Panitikisma, Tepas Keprajuritan, Keparak Para Gusti, KHP Puraraksa, Tepas Danartapura, dan Tepas Purwa Aji Laksana. Terdapat pula Abdi Dalem yang diwisuda yang berasal dari luar Keraton Yogyakarta yakni dari Puralaya Imogiri.

Mengutip Sabda Dalem yang disampaikan secara tertulis oleh GKR Condrokirono, Abdi Dalem sejatinya harus dapat bertindak dengan berlandaskan semangat nyawijigregetsengguhora mingkuh, serta menjadi suri teladan yang baik bagi masyarakat. Abdi Dalem harus bertindak lurus, hendaknya dapat bertindak dengan baik, larasleres, dan lurus serta senantiasa menjaga nama baik keraton

Di sisi lain, Gusti Kirono menambahkan, “Perlu handandosna pangertosan bilih sedaya pekenira kapitajeng nderek nglestantunaken kabudayan adiluhung sewahu ing madyaning pasrawungan ageng, kawiwitan saking salebeting Karaton Dalem, sumrambahe dhumateng Daerah Istimewa Yogyakarta sarta minggahe dhumateng Negari Republik Indonesia.” Jika diartikan secara garis besar, pesannya adalah Abdi Dalem harus dapat menjadi agen serta pelestari budaya ketika berinteraksi dengan orang lain, mulai dari dalam keraton, serta pada lingkup yang lebih luas yakni Daerah Istimewa Yogyakarta dan Rebuplik Indonesia pada umumnya.