Beksan Trunajaya Warnai Gelaran Pembukaan Pameran Abhimantrana

Keraton Yogyakarta melalui Kawedanan Hageng Punakawan Nitya Budaya kembali menggelar pameran temporer dalam rangka Mangayubagya Tingalan Jumenengan Dalem ke-35 Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10. Tahun ini, tajuk yang diusung adalah Abhimantrana: Upacara adat Keraton Yogyakarta. Secara harfiah, Abhimantrana berarti puja mantra atau pepujian. Arti ini kemudian dimaknai secara luas untuk menggambarkan dimensi transendental masyarakat Jawa dalam memahami perubahan fase-fase kehidupan. Berbagai pengetahuan dan kesadaran hidup dari masyarakat adiluhung yang mewujud dalam bermacam upacara. Dalam Pameran Abhimantrana, ubarampe dan juga pengetahuan dari bermacam upacara di keraton dirangkai dalam tata letak dan narasi yang runtut. 

GKR Bendara selaku ketua panitia menuturkan bahwa, “Pameran ini menjadi potret ruang informasi bagi pengunjung untuk membaca pelestarian budaya yang lekat dengan perjalanan daur hidup manusia. Sekaligus mengajak masyarakat untuk menjadi bagian dari pelaku budaya dalam merawat identitas.”

Trunajaya 6

Agenda pembukaan pameran dimulai sejak Kamis (07/03) dengan prosesi Kirab Trunojoyo. Para penari Beksan Trunojoyo diiringi bregada prajurit Keraton Yogyakarta dan 10 Kalurahan Budaya yang ada di DIY melakukan kirab dari halaman Kantor DPRD DIY hingga kompleks Kagungan Dalem Bangsal Pagelaran Keraton Yogyakarta. Keesokan hari, Jumat (08/03) malam, Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 dengan didampingi oleh GKR Bendara secara resmi membuka Pameran Abhimantrana.

Pembukaan pameran yang dihelat di Kagungan Dalem Bangsal Pagelaran menyuguhkan Beksan Trunajaya sebuah mahakarya Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792). Setelah lebih dari 80 tahun, tarian ketangkasan yang terdiri dari tiga beksan (Beksan Lawung Alit/Lawung Alus, Beksan Lawung Ageng, dan Beksan Sekar Medura) ini tampil kembali secara utuh. Selama hampir dua jam penuh, sajian ini mampu memesona para tamu undangan dan juga masyarakat luas yang memadati Bangsal Pagelaran. 

Trunajaya 8

Menutup agenda pembukaan pameran, Ngarsa Dalem menekankan bahwa, “Upacara adat bukan hanya sebagai peristiwa, melainkan cerita hidup yang dijalin dengan nilai-nilai estetis, filosofis, dan spiritual. Upacara adat menjadi medium suci untuk memohon keselamatan dan keberkahan universal dalam semesta kehidupan.” Dengan visi pelestarian budaya, Sri Sultan juga turut mengundang masyarakat luas untuk berkunjung ke Pameran Abhimantrana sebagai diorama dari pelbagai upacara adat di Keraton Yogyakarta.

Pameran temporer Abhimantrana: Upacara Adat di Keraton Yogyakarta dapat dikunjungi wisatawan mulai 8 Maret 2023 hingga 24 Agustus 2024, di Gedhong Sarangbaya Kompleks Kedhaton dan di Kompleks Museum Wahanarata Keraton Yogyakarta pukul 08.30 – 14.00 WIB (hari Senin tutup). Tiket masuk ke instalasi pameran sudah termasuk dalam tiket wisata ke Museum Kedhaton dan Museum Wahanarata, yang dapat diperoleh di loket wisata kompleks Keben dan Museum Wahanarata. 

Rc D08674

Masyarakat juga dapat berpartisipasi dalam berbagai agenda kegiatan pendukung pameran seperti Tur Kuratorial, Lokakarya Segahan dan buka bersama, Lokakarya Jangkep Kakung Putri, Lokakarya Caos Dahar, Lokakarya Bucalan, Napak Tilas, serta Lomba Sketsa Piala Raja. Seluruh rangkaian pameran temporer yang digelar selama 6 bulan mendatang dapat disimak melalui akun media sosial Instagram @kratonjogja dan @kratonjogja.event, Facebook Kraton Jogja, serta Twitter @kratonjogja.

Rc D08718