KPH Wironegoro Mewisuda Ratusan Abdi Dalem pada Sawal Jimawal 1957

Pada Selasa Wage (07/05) atau 27 Sawal Jimawal 1957, Keraton Yogyakarta baru saja menggelar Wisudan Abdi Dalem. Prosesi ini berlangsung di Kagungan Dalem Bangsal Kasatriyan dan diikuti oleh sekitar 260 orang Abdi Dalem Keraton Yogyakarta.

Abdi Dalem yang diwisuda sebanyak 161 Abdi Dalem Reh Punakawan, yang terdiri dari 2 Bupati Nayaka, 1 Bupati Tuwa, 2 Bupati Anom, 6 Riya Bupati Anom, 9 Wedana Mundhak Bayar, 16 Wedana, 15 Penewu, 23 Lurah, 41 Bekel Sepuh, 20 Bekel Anom, dan 26 Jajar. Lalu, dilanjutkan dengan mewisuda 99 Abdi Dalem Reh Kaprajan, yang terdiri dari 3 Bupati Kliwon, 11 Bupati Sepuh, 9 Bupati Anom, 6 Riya Bupati Anom, 27 Wedana, 4 Penewu, 9 Lurah, 18 Bekel Sepuh, dan 12 Bekel Anom. Selain itu, terdapat 9 Abdi Dalem yang liyer mingser dan miji.

Desain Postingan 2

Prosesi Wisudan Abdi Dalem dimulai pukul 10.00 WIB, selanjutnya secara berurutan masing-masing Abdi Dalem dipanggil maju untuk menerima Serat Kekancingan berupa sertifikat resmi dari Keraton Yogyakarta. Sertifikat tersebut memuat pernyataan kenaikan pangkat (minggah pangkat kalenggahan) atau pemberian kedudukan/ketugasan (kalenggahan enggal). Pada kesempatan kali ini, KPH Wironegoro selaku Penghageng Parentah Ageng menyerahkan secara langsung Serat Kekancingan tersebut pada setiap Abdi Dalem.

Abdi Dalem Keraton Yogyakarta terbagi menjadi 2 bagian, yaitu Abdi Dalem Punakawan dan Kaprajan. Abdi Dalem Punakawan merupakan abdi yang berasal dari kalangan mayarakat umum dan mengemban tugas keseharian di dalam keraton. Abdi Dalem Punakawan ini juga terbagi lagi menjadi Abdi Dalem Tepas yang berarti bekerja harian di keraton dan Abdi Dalem Caos yang berarti marak sowan atau datang ke keraton hanya setiap kurun waktu tertentu (misalnya 10 hari sekali) untuk menandakan rasa bakti dan hormat. Sementara itu, Abdi Dalem Kaprajan merupakan seorang pegawai pemerintah seperti Polisi, TNI, PNS yang telah pensiun dan kemudian diangkat menjadi Abdi Dalem setelah menjalani magang selama dua tahun di keraton.

Desain Postingan 3

Dalam pesan atur wewarah, KPH Wironegoro menyampaikan, “Perlu handadosna pengertosan bilih pekenira sedaya kapitajeng nderek nglestantunake kabudayaan adiluhung sewahu ing madyaning pasrawungan ageng, kawiwitan saking salebeting Karaton Dalem, Sumrambahe dhumateng Daerah Istimewa Yogyakarta sarta minggahe dhumateng Negari Republik Indonesia. Sampun ngantos Pangkat sarta Kalenggahan ingkang sampun kaparingake sarta katetepake dhumateng pekenira sedaya digunakake kangge nindakake lampah-lampah ingkang nyebal saking wewarah, paugeran sarta pranatan ingkang lumampah. Langkung-langkung tumindak ingkang nrajang pranatan Negari.”

Secara garis besar, pesan arahan tersebut dimaknai, “Perlu dipahami bahwa Bapak/Ibu semua dipercaya untuk ikut melestarikan kebudayaan adiluhung ini di tengah kehidupan bermasyarakat yang luas, mulai dari Karaton Dalem hingga lingkup Daerah Istimewa Yogyakarta dan lebih luas lagi di lingkup Negara Republik Indonesia. Jangan sampai pangkat dan kedudukan yang sudah diberikan dan ditetapkan kepada Bapak/Ibu semua digunakan untuk melakukan tindakan yang bertentangan dari ajaran, gagasan, serta aturana yang ada. Terlebih tindakan yang bertentangan dengan peraturan negara.”

Desain Postingan 7

Pada Wisudan Abdi Dalem kali ini, terdapat dua Abdi Dalem yang memperoleh pangkat Bupati Nayaka (level 11 dari 12 level Abdi Dalem Keraton Yogyakarta). Bupati Nayaka tersebut adalah KRT Jayaningrat, selaku Penghageng II Kawedanan Sri Wandawa yang juga Kemenakan Dalem.  Satu lagi, KRT Purwowinoto dari Kawedanan Purwo Aji Laksana, yang bertugas sebagai Kepala Urusan Rumah Tangga Sultan. 

Dalam setahun, Keraton Yogyakarta menggelar dua agenda Wisudan Abdi Dalem, yang biasanya diadakan pada bulan Sawal dan Bakda Mulud. Untuk waktunya bertepatan dengan Selasa Wage sebagai hari lahir Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 (Wiyosan Dalem).