Peringati 116 Tahun Hari Kebangkitan Nasional, Ensambel Tiup dan Perkusi Yogyakarta Royal Orchestra Tampil Meriah

Siang masih terik kala masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya mulai memadati area Kagungan Dalem Regol Brajanala Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Mereka rela datang dari pukul 14.00 WIB demi mendapat tempat duduk terbaik untuk menyaksikan Pentas Musikan Hari Kebangkitan Nasional 2024 yang digelar oleh Kawedanan Kridhamardawa. Pementasan ensambel tiup dan perkusi Yogyakarta Royal Orchestra untuk memperingati 116 tahun Hari Kebangkitan Nasional ini digelar Senin (20/05).

001

Sekitar pukul 14.30 WIB, terdengar irama Korps Musik Kaprajuritan yang akrab disapa dengan sebutan ‘Korsik’ mengalun. Satuan prajurit yang bertugas memainkan ungel-ungelan tersebut bersiap dari Bangsal Kamandhungan dan berkirab menuju area Sitihinggil untuk mengawal Abdi Dalem Musikan yang bertugas dalam Pentas Musikan. Lepas Asar, ketika lonceng berdentang satu kali penanda waktu tepat pukul 15.30 WIB, iring-iringan Korsik bergegas mengawal Abdi Dalem Musikan dari Sitihinggil menuju ke Kagungan Dalem Regol Brajanala sekaligus menjadi penanda dimulainya Pentas Musikan.

Dalam pentas memperingati Harkitnas tahun ini, lagu-lagu bertema perjuangan, persatuan dan kebangsaan serta beberapa repertoar lagu daerah dihadirkan. Beberapa di antaranya adalah Indonesia Raya, Rayuan Pulau Kelapa, Tanah Airku, Teguh Kukuh Berlapis Baja, Dari Sabang Sampai Merauke, Pada Pahlawan, Indonesia Jaya, Bangun Pemudi Pemuda, Medley Lagu Daerah, Simfoni Raya, Yogyakarta, Gethuk, dan Tanjung Perak. 

“Setelah tampil full orchestra di Jakarta bulan Maret lalu, sekaligus memperingati Harkitnas kami pemanasan dengan Pentas Musikan dulu di bulan Mei ini. Kenapa pemanasan? Karena pementasan ensambel tiup ini baru pembuka jalan untuk serangkaian pertunjukan Yogyakarta Royal Orchestra lainnya yang cukup padat di bulan-bulan berikutnya,” ungkap KPH Notonegoro selaku Penghageng Kawedanan Kridhamardawa.

002

Dengan dipandu oleh ML Widyoyitnowaditro selaku pengaba sekaligus arranger lagu-lagu yang ditampilkan dalam pementasan Senin (20/05) lalu, lagu kebangsaan Indonesia Raya bergema dan membuka gelaran Pentas Musikan Hari Kebangkitan Nasional yang dipadati lebih dari 500 penonton. Usai Indonesia Raya, para penonton kembali duduk dengan tertib dan menikmati 3 repertoar pertama yakni lagu Pada Pahlawan karya Cornel Simanjuntak, disambung lagu Tanah Airku karya Ibu Soed, serta lagu Teguh Kukuh Berlapis Baja ciptaan Cornel Simanjuntak dan Usmar Ismail.

Makin sore, area Regol Brajanala makin padat. Tak hanya duduk, para penonton yang hadir lebih sore pun tampak banyak yang berdiri sembari antusias menyimak kehadiran 3 lagu berikutnya. Lagu Rayuan Pulau Kelapa karya Ismail Marzuki pun hadir dengan duet yang begitu indah dari Brian Prasetyoadi dan Win Yovina Thopandi. Dilanjutkan lagu Dari Sabang Sampai Merauke ciptaan R. Suharjo dan Bangun Pemudi Pemuda. Suasana perlahan naik dengan permainan perkusi pada lagu Simfoni Raya karya Guruh Soekarno Putra. Disusul lagu Yogyakarta ciptaan Anton Issoedibyo di mana permainan perkusi makin atraktif dan makin ramai dalam aransemen Medley Lagu Daerah.

004

Medley Lagu Daerah yang terdiri dari lagu Bungong Jeumpa, Paris Berantai, Jali Jali, Ayo Mama, dan Yamko Rambe Yamko berhasil mengundang tepuk tangan yang riuh dari penonton. Jelang tiga repertoar terakhir, tampak penonton makin padat dan menikmati alunan melodi persembahan ensambel tiup dan perkusi Yogyakarta Royal Orchestra. Lagu Indonesia Jaya pun kemudian hadir dengan solo vokal yang begitu menggetarkan hati oleh Brian Prasetyoadi. Lagu Gethuk yang dipermanis dengan kehadiran solo vokal oleh Win Yovina Thopandi pun membuat suasana makin menghangat dengan penampilan perkusi yang makin atraktif.

“Terima kasih yang sudah hadir. Perkenalkan nama saya Wina, hari ini saya sangat merasa bangga dan bahagia, bisa ikut serta memeriahkan Hari Kebangkitan Nasional bersama dengan ensambel tiup Yogyakarta Royal Orchestra,” ungkap Wina—sapaan akrab Win Yovina Thopandi—yang baru pertama kali ini berkolaborasi dengan Yogyakarta Royal Orchestra, usai menyanyikan lagu Gethuk.

Puncaknya pada lagu terakhir yakni Tanjung Perak yang menghadirkan duet dari Brian Prasetyoadi dan Win Yovina Thopandi. Aransemen yang begitu hidup dari rangkaian alat musik tiup dan perkusi berbalut vokal yang kuat dari Brian dan Wina, mengajak penonton bersorak “Taksiii” dalam lagu Tanjung Perak. Begitu hidup suasana di Regol Brajanala pada Senin sore yang syahdu, membuat para penonton enggan berpisah dengan Pentas Musikan Hari Kebangkitan Nasional 2024. Hingga akhirnya lagu Tanjung Perak pun hadir sekali lagi dengan mengajak seluruh penonton berdiri, bernyanyi, dan bergoyang bersama.

003

Acara yang digelar secara gratis, tanpa reservasi, dan juga disiarkan secara daring melalui kanal YouTube Kraton Jogja ini pun berakhir sekitar pukul 16.30 WIB ditandai dengan Korsik Kaprajuritan yang kembali berkirab mengawal Abdi Dalem Musikan kembali ke area Sitihinggil dan melanjutkan perjalanan iring-iringan kembali ke Bangsal Kamandhungan. “Bersyukur sekali antusiasme masyarakat begitu tinggi, terinfokan ke kami tadi kantong parkir Keben, Wahanarata, dan Pracimosono, semuanya full,” ungkap Mg. Gadang Wahyu Arafah yang dalam pementasan ini mengemban amanah sebagai pimpinan produksi.

“Harapan kami semoga hadirnya Pentas Musikan Hari Kebangkitan Nasional 2024 ini bisa sedikit menjawab request dan pertanyaan masyarakat yang kami pantau di media sosial begitu menanti-nantikan pementasan Yogyakarta Royal Orchestra. Kami juga selalu menyelipkan harapan bahwa repertoar yang kami bawakan bisa selalu menggugah semangat persatuan, kesatuan, dan rasa nasionalisme di hati siapa saja yang mendengarkan,” pungkas KPH Notonegoro.