Seminar dan Bedah Buku “Jejak Peradaban: Perempuan di Ruang Domestik, Publik, dan Politik”

Dalam mendukung penyelenggaraan Pameran Temporer Parama Iswari: Mahasakti Keraton Yogyakarta, KHP Nityabudaya menggelar Seminar dan Bedah Buku bertajuk Jejak Peradaban Keraton Yogyakarta: Perempuan di Ruang Domestik, Publik, dan Politik. 

Alunan melodi gesekan bow dengan dawai biola dicello Women Quintet menyambut kedatangan para undangan dan peserta Seminar dan Bedah Buku Jejak Peradaban: Perempuan di Ruang Domestik, Publik, dan Politik. Penampilan perdana quintet perempuan dari Yogyakarta Royal Orchestra disajikan khusus untuk seminar tentang perempuan yang diselenggarakan di Kraton Ballroom Yogyakarta Marriott Hotel pada Sabtu (14/12).

006

Seminar dan bedah buku Jejak Peradaban: Perempuan di Ruang Domestik, Publik, dan Politik dibuka langsung oleh GKR Hemas serta dihadiri oleh Putra Dalem Putri GKR Mangkubumi, GKR Condrokirono, GKR Hayu, dan GKR Bendara. Turut hadir pula Dra. Arifatul Choiri Fauzi, M.Si (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI), Dr. Ir. Suhatmini Hardyastuti, SU. (Ketua Museum Pergerakan Wanita Indonesia), Prof. Dr. Puji Lestari, M.Si. (Kepala Pusat Studi Wanita Wanita UPN Yogyakarta), Dr. Zusiana Elly Triantini, SHI., M.Si. (Kepala Pusat Pengarusutamaan Gender dan Hak Anak UIN Sunan Kalijaga),  Retno Kusumawiranti, S.Sos., MPA. (Kepala Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Universitas Widya Mataram), Sunardi. SE, MM (Sekdin PPPA Kota Semarang), para Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk baik tingkat Kota/Kabupaten maupun Provinsi DIY, perwakilan Pura Pakualaman, Kasunanan Surakarta, dan berbagai komunitas perempuan yang ada di DIY.

Usai Menteri PPA, Dra. Arifatul menyampaikan pidato kuncinya, acara berlanjut dengan Sesi 1 seminar yang bertemakan “Peran Perempuan di Ruang Domestik”. Pada sesi satu, narasumber pertama, Asri Saraswati (Pendiri Agradaya) memaparkan tentang pengalamannya memberdayakan para perempuan petani empon-empon di Kulon Progo serta bagaimana peran perempuan sebagai penggerak roda perekonomian. Sementara narasumber kedua, Agus Rahmat Hidayat, (pendiri Komunitas Ayah ASI Indonesia) memaparkan mengenai pentingnya dukungan suami terhadap kemampuan istri untuk berdaya serta perkembangan anak. 

005

Selepas diskusi sesi pertama, acara berlanjut dengan bedah buku. Pada sesi ini, kedua narasumber, yakni Indra Syamsi dan Faraz Umaya (editor dan kontributor buku GKR Hemas Ratu di Hati Rakyat) kompas memaparkan mengenai proses kreatif serta tantangan dalam penulisan buku Kanjeng Ratu. Diskusi di sesi bedah buku juga turut memantik minat peserta dalam menanyakan trivia-trivia seputar kehidupan GKR Hemas dan Ngarsa Dalem. 

Pada sesi kedua seminar, Naila Novaranti, penerjun payung perempuan internasional menjadi narasumber pembuka. Naila memaparkan bagaimana perempuan mampu untuk berdaya di ranah yang selama ini didominasi oleh laki-laki. Paparan ini seolah gayung bersambut dengan paparan dari GKR Hayu sebagai narasumber kedua. GKR Hayu berbagi pengalaman dalam bidang IT yang selama ini juga didominasi oleh laki-laki.

004

Pada sesi ketiga, Uni Lubis, seorang jurnalis senior segudang pengalaman membuka pemaparan dengan presentase perempuan di dunia jurnalistik dan dunia politik. Sementara narasumber terakhir, Rieke Dyah Pitaloka memukau peserta dengan orasinya yang penuh semangat mengenai jejak peradaban perempuan yang berkiprah dalam politik dan berbagai krida mereka bagi kemajuan Indonesia. Rieke menutup pemaparannya dengan puisi karyanya yang berjudul Rahim Merah Putih Wasiat Laksamana Keumalahayati.

Gelaran seminar dan bedah buku ini berhasil menyedot 485 peserta luring serta para penonton siaran langsung yang menyaksikan melalui kanal Youtube Kraton Jogja dan Kompas TV. Hingga sore hari, para peserta masih antusias untuk berdiskusi dan berjejaring dalam seminar, salah satunya Sujianto (38), seorang pegawai Kemenkeu serta cultural enthusiast yang menjadi peserta simposium menyampaikan apresiasinya, “Kraton Jogja seperti biasanya, selalu keren. Dari mulai rangkaian acara, entertainment, venue, materi, sampai pembicara semua berkelas. Saya merasa beruntung bisa berada di sini karena banyak ilmu yang kemudian bisa saya serap.”

003

Seminar dan Bedah Buku Jejak Peradaban: Perempuan di Ruang Domestik, Publik, dan Politik resmi berakhir dengan pidato penutup yang disampaikan oleh GKR Bendara, selaku ketua penyelenggara. Selain mengapresiasi para peserta yang hadir, GKR Bendara juga menyampaikan rangkuman atas kegiatan hari ini, “Pembahasan hari ini bukan perihal bagaimana perempuan harus lebih unggul daripada laki-laki tetapi bagaimana kita bisa berimbang dengan laki-laki. Yang dibutuhkan perempuan adalah kesempatan, karena semua perempuan akan berdaya bila kesempatan itu diberikan.”