Bupati Sleman dan Bupati Gunungkidul Ikuti Wisuda Abdi Dalem pada Sawal Je 1958
- 13-05-2025

Sebanyak 276 Abdi Dalem Keraton Yogyakarta mengikuti prosesi Wisudan Sawal Abdi Dalem Punakawan sarta Kaprajan, tak terkecuali Bupati Sleman H. Harda Kiswaya, S.E., M.Si., dan Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih, S.E., M.P. Keduanya beserta ratusan Abdi Dalem lain menerima kalenggahan dan kenaikan pangkat di Kagungan Dalem Bangsal Kasatriyan pada Selasa pagi (22/04) atau 23 Sawal Je 1958. Agenda ini bertepatan dengan Selasa Wage sebagai peringatan hari lahir Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 (Wiyosan Dalem).
Rona takzim memancarkan dari Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih, S.E., M.P dengan menyatakan niat ketulusan mengabdi sebagai Abdi Dalem Keraton Yogyakarta. “Karena ingin melestarikan kebudayaan, saya dengan kesadaran sendiri mengajukan pendaftaran Abdi Dalem kepada Ngarsa Dalem. Semua berdasarkan kesadaran sendiri, bukan karena paksaan.”
Hal senada juga diungkap oleh Bupati Sleman H. Harda Kiswaya, S.E., M.Si., bahwa pengajuan kedudukan Abdi Dalem ini semata-mata niat pribadi. “Saya mengajukan (panyuwunan Abdi Dalem) secara pribadi. (Setelah ini) Saya tentu harus menjaga nama baik dari keraton, dan melakukan yang terbaik untuk masyarakat,” ungkap Bupati Sleman Periode 2025 – 2030 yang memperoleh Nama Paring Dalem KMT Pangarsohadiprojo.
Selama prosesi berlangsung, Mantu Dalem KPH Wironegoro selaku Penghageng Parentah Hageng menyerahkan Serat Kekancingan untuk Abdi Dalem yang diwisuda. Serat Kekancingan berupa surat pernyataan resmi dari keraton yang berisi pernyataan kenaikan pangkat (minggah pangkat kalenggahan), penyebutan Nama Paring Dalem, dan pemberian kedudukan tetap untuk Abdi Dalem (kalenggahan enggal).
Pada kesempatan ini, jumlah Abdi Dalem yang menjalani wisuda sebanyak 276 Abdi Dalem yang terdiri 196 Abdi Dalem Reh Punakawan dan 80 Abdi Dalem Reh Kaprajan. Reh Punakawan meliputi 4 Sipat Bupati, 4 Riya Bupati Anom, 15 Wedana, 7 Penewu, 26 Lurah, 38 Bekel Tuwa, 35 Bekel Anom, dan 67 Jajar. Sementara dari Reh Kaprajan sebanyak 14 Sipat Bupati, 8 Riya Bupati Anom, 32 Wedana, 5 Penewu, 5 Lurah, 4 Bekel Tuwa, dan 12 Bekel Anom.
Sebelum menutup prosesi wisuda, KPH Wironegoro menyampaikan pesan untuk semua Abdi Dalem yang diwisuda bahwa, “Perlu handadosna pengertosan bilih pekenira sedaya kapitajeng nderek nglestantunake kabudayaan adiluhung sewahu ing madyaning pasrawungan ageng, kawiwitan saking salebeting Karaton Dalem, Sumrambahe dhumateng Daerah Istimewa Yogyakarta sarta minggahe dhumateng Negari Republik Indonesia. Sampun ngantos Pangkat sarta Kalenggahan ingkang sampun kaparingake sarta katetepake dhumateng pekenira sedaya digunakake kangge nindakake lampah-lampah ingkang nyebal saking wewarah, paugeran sarta pranatan ingkang lumampah. Langkung-langkung tumindak ingkang nrajang pranatan Negari.”
Secara garis besar, pesan arahan tersebut mengandung makna, “Perlu dipahami bahwa Bapak/Ibu semua dipercaya untuk ikut melestarikan kebudayaan adiluhung ini di tengah kehidupan bermasyarakat yang luas, mulai dari Karaton Dalem hingga lingkup Daerah Istimewa Yogyakarta dan lebih luas lagi di lingkup Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jangan sampai pangkat dan kedudukan yang sudah diberikan dan ditetapkan kepada Bapak/Ibu semua digunakan untuk melakukan tindakan yang bertentangan dari ajaran, gagasan, serta aturan yang ada. Terlebih tindakan yang bertentangan dengan peraturan negara.”
Rasa terima kasih dan takzim juga disampaikan oleh Bupati Gunungkidul Periode 2025 – 2030 yang memperoleh Nama Paring Dalem Nyi KMT Saribektiargani, “Saya menghaturkan terima kasih kepada Ngarsa Dalem yang telah memberikan kalenggahan (kedudukan). Setelah ini saya berkomitmen sebagai Abdi Dalem sekaligus Bupati Gunungkidul, untuk melestarikan kebudayaan yang bersumber dari keraton.”