Pentas Musikan Darpa Rumpaka: Pantik Keberanian untuk Bangkit Berkarya

Hujan deras mengguyur Yogyakarta pada Selasa (20/05) siang. Rupanya hal tersebut tak menyurutkan niat para penonton untuk tetap berbondong-bondong menuju Kagungan Dalem Kamandungan Kidul Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Ratusan orang menerjang hujan untuk bersiap menyaksikan Pentas Musikan Darpa Rumpaka: Acapella Yogyakarta Royal Choir yang digelar dalam rangka peringatan Hari Kebangkitan Nasional. Pentas Musikan kali ini merupakan penampilan tunggal perdana Yogyakarta Royal Choir (YRC), kelompok paduan suara Kagungan Dalem (milik Sultan). Tak perlu reservasi maupun registrasi, dan tak ada HTM untuk menyaksikan pertunjukan ini.

Image01

Kanca Rumpaka atau Yogyakarta Royal Choir ini kan masih baru ya, baru terbentuk September 2024 lalu. Jadi memang kami ingin memberikan kesempatan Kanca Rumpaka untuk tampil, dalam kesempatan peringatan Harkitnas bertajuk Pentas Musikan Darpa Rumpaka. Darpa artinya berani, Rumpaka artinya kidung atau nyanyian. Jadi harapannya nyanyian dari Kanca Rumpaka ini memantik keberanian untuk bangkit berjuang dan berkarya” ungkap KPH Notonegoro, Penghageng Kawedanan Kridhamardawa.

Saat hujan deras mengguyur area Kemagangan dan Kamandungan, para penonton tampak berteduh di Pendapa Bangsal Kamandungan. Beberapa bertahan di bazar UMKM yang bisa dinikmati sejak pukul 14.00 WIB. Beruntung usai azan Asar berkumandang, hujan perlahan reda hingga acara yang sedianya dimulai pukul 16.00 WIB dapat terselenggara sesuai rencana. Lima belas menit sebelum lonceng Keraton Yogyakarta berdentang empat kali, suara terompet dari Korps Musik (Korsik) Keraton Yogyakarta telah menggema pertanda kirab Korsik dan Kanca Rumpaka akan mengawali acara.

Image05

Sesaat setelah Kanca Rumpaka berjajar rapi di atas panggung, Athitya Diah Natalia Monica selaku konduktor atau pengaba pertama dalam Pentas Musikan Darpa Rumpaka memimpin lagu kebangsaan Indonesia Raya untuk dinyanyikan bersama seluruh hadirin. Selanjutnya, 16 lagu yang terdiri dari lagu-lagu nasional bertema perjuangan dan kesatuan bangsa, serta beberapa tembang Jawa yang digubah dalam format akapela pun melantun dengan indah.

Menjadi nomor pembuka, lagu Pada Pahlawan karya Usmar Ismail dibawakan dengan apik oleh Yogyakarta Royal Choir. Menyusul kemudian kolaborasi YRC dengan vokalis Brian Prasetyoadi membawakan lagu Medley Berkibarlah Benderaku - Merah Putih dan Indonesia Jaya yang biasanya dibawakan Brian bersama Yogyakarta Royal Orchestra. Lantunan ini menambah syahdu sore selepas hujan itu.

Image03

Konduktor berganti kepada Lukas Gunawan Arga Rakasiwi yang memimpin sesi berikutnya yakni sesi pertama tembang Jawa. Dalam pimpinan Arga, Yogyakarta Royal Choir membawakan tembang Baris Rampak, Soyang, Lindri, dan Witing Klapa secara berurutan. Seluruh penonton pun diajak turut bertepuk tangan pada nomor lagu Baris Rampak yang begitu sigrak. Tembang Witing Klapa yang berakhir disambut tepuk tangan meriah penonton menjadi akhir sesi pertama sebelum jeda istirahat untuk sesi kedua.

“Karena teman-teman YRC ini kan menyanyi nonstop, jadi dhawuh dari KPH Notonegoro kita beri jeda sebentar untuk istirahat. Namun jeda ini juga tidak lantas penonton melihat panggung kosong. Tapi kami hadirkan penampilan kuartet vokal putri membawakan tembang Cublak Cublak Suweng, disusul kuartet vokal kakung membawakan lagu Gundul Gundul Pacul,” jelas MJ Hangganawaditro–Abdi Dalem Musikan–yang dalam pentas ini didaulat sebagai pimpinan produksi.

Image09

Usai penampilan kuartet vokal, cokekan dari Kawedanan Kridhamardawa bersama sinden Nyi Mas Lurah Larasati menjadi penampilan yang memukau. Dalam wawancara singkat sebelum tampil, sinden yang mengaku bergelut serius dalam dunia pasindhen selama 14 tahun ini mengungkapkan tantangan terbesarnya nyindhen bersama orkestra maupun paduan suara.

“Kalau diiringi gamelan itu kan temponya tidak terlalu saklek, bisa mengalun, mengalir begitu, jadi nembang-nya lebih enak. Begitu bertemu orkestra dan paduan suara, temponya itu begitu pasti, harus benar-benar ikut tempo, kemudian range nadanya lebih jauh lagi ya karena musiknya diatonis, beda dengan gamelan yang pentatonis. Itu yang harus saya latih terus ketika akan tampil dengan YRO maupun YRC,” ungkap Nyi Larasati sebelum akhirnya membawakan tembang andalan Lela Ledhung yang begitu magis, diiringi akapela Yogyakarta Royal Choir. 

Image07

Sesi kedua Pentas Musikan Darpa Rumpaka pun kembali hadir dengan alunan empat tembang Jawa berurutan yakni Kidang Talun, Jaranan, Pocung, dan Gugur Gunung di bawah pimpinan pengaba Athitya Diah Natalia Monica. Penonton dibuat terpukau dengan suara nuansa hutan yang tercipta dari acapella pada intro Kidang Talun, hingga turut bersorak bersahutan tatkala lirik “Ayo… Kanca… Ngayahi karyaning praja,” pada tembang Gugur Gunung menggema.

Hingga akhirnya tampuk pimpinan paduan suara berganti kembali pada Lukas Gunawan Arga Rakasiwi, memimpin 2 lagu terakhir yakni Rayuan Pulau Kelapa dan Pantang Mundur yang menjadi kolaborasi YRC dengan vokalis Win Yovina Thopandi. Suara Wina yang begitu syahdu membius penonton yang turut merasa haru mendengar lantunan lagu terakhir Pentas Musikan Darpa Rumpaka, lagu Pantang Mundur karya mendiang Titiek Puspa yang belum lama berpulang.

Image10

“Tercatat lebih dari 1500 penonton hadir di Kamandungan Kidul sore tadi. Angka yang luar biasa mengagetkan bagi saya karena sebelum acara sempat diguyur hujan deras yang agaknya merata hampir di seluruh wilayah Yogyakarta. Kami sungguh berterima kasih sekali untuk semua penonton setia acara keraton, khususnya para penikmat Yogyakarta Royal Choir,” ungkap MJ Hangganawaditro.

Melihat antusiasme para penonton, sebagai persembahan terakhir yang spesial dihadirkan lagu ‘Yogyakarta’ karya Anton Issoedibyo. Yogyakarta Royal Choir membawakan lagu tersebut penuh sukacita, berkolaborasi dengan duet vokal Brian Prasetyoadi dan Win Yovina Thopandi. Para penonton pun tampak puas dapat menyaksikan lagu ‘Yogyakarta’ versi kolaborasi Brian & Wina bersama YRC ini secara langsung, setelah sebelumnya hanya bisa menikmati versi video yang viral di media sosial.

Image13

“Kami berharap penampilan tunggal perdana dari Kanca Rumpaka ini bisa berkenan di masyarakat. Semoga yang kami hadirkan kali ini bisa menjadi angin segar bagi warna pertunjukan musik di Keraton Yogyakarta, menjadi hiburan yang menyenangkan untuk Sahabat Kraton Jogja, dan tentunya membangkitkan keberanian kita untuk terus berkarya demi negara tercinta, Republik Indonesia,” pungkas KPH Notonegoro.