Pameran Hamong Nagari Pikat Ratusan Ribu Wisatawan
- 21-06-2025

Setelah resmi dibuka untuk publik pada 7 Maret 2025 lalu, pameran awal tahun bertajuk ‘Hamong Nagari: Aparatur Nagari Yogyakarta’ telah memikat sebanyak 107.511 pengunjung. Menginjak bulan keempat penyelenggaraan dengan jumlah kunjungan yang cukup besar menjadi salah satu poin keberhasilan dan tingginya apresiasi terhadap pameran. Agenda tersebut juga kemudian dibarengi dengan beragam program dampingan untuk menyongsong pembabaran yang sesuai dengan tema.
GKR Bendara sebagai Penghageng Kawedanan Hageng Nitya Budaya dan Ketua Panitia menuturkan bahwa, “Sri Sultan Hamengku Buwono I mulai membentuk pemerintah di masing-masing kawasan. Dan kini catatan sejarah tersebut diwujudkan dalam pameran ‘Hamong Nagari: Aparatur Nagari Yogyakarta’. Pameran ini mampu membawa siapa pun yang menyaksikannya untuk hanyut dalam informasi yang kompleks mengenai tatanan pemerintah di Yogyakarta. Warisan dari ragam kelembagaan pemerintahan tersebut kemudian dapat juga disaksikan dalam toponimi Kampung Kota saat ini.”
Pengambilan jenama ‘Hamong Nagari’ merujuk kepada individu yang mengemban tugas sebagai pelaksana tata pemerintahan. Mereka yang kemudian dapat disebut sebagai aparatur ini mengambil peran yang rigid. Tugasnya berkelindan dari perkara kebersihan lingkungan, pemerintahan, hingga urusan keagamaan dengan penggolongan strata di dalamnya.
Ragam kisah dari pasang surut keberadaan aparatur telah terjadi sejak berdirinya Keraton Yogyakarta oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792). Cerita panjang akan ragam perubahan dan dinamika tersebut kemudian diterjemahkan dalam sembilan babak yang berbeda. Pembabaran mengenai keberadaan aparatur juga dapat dicermati melalui beragam busana yang dihadirkan, alat yang dikenakan untuk bekerja, hingga penggambaran dalam litografi.
Tidak hanya disuguhkan koleksi yang berkesinambungan, pengunjung juga dapat menikmati beragam kegiatan interaktif selama menyusuri ruang pamer. Ruang audio visual pada bagian kedua misalnya, menceritakan bagaimana toponimi kampung tersebar dan mengisyaratkan bagaimana Keraton Yogyakarta disokong oleh ragam aparatur yang raya. Penceritaan aparatur hukum juga disuguhkan melalui area peradilan ala Jawa dan pengunjung dapat merasakan sensasi menjadi bagian di antaranya. Indra peraba para pengunjung pun dimanjakan melalui area sentuh. Beberapa busana dengan bludir, kain cindhe, hingga sabuk timang digelar dalam vitrin dan pengunjung dapat merabanya untuk menikmati tekstur.
Pembahasan dan cerita mengenai aparatur tidak dapat dibatasi oleh ruang dan area pamer. Maka dari itu Keraton Yogyakarta turut menghadirkan beragam agenda pendukung dengan peserta dari masyarakat luas. Hingga paruh pelaksanaan di bulan Juni 2025, telah berlangsung empat kali Public Lecture dengan tema yang berbeda. Public Lecture merupakan agenda tidak berbayar dan terbatas untuk masyarakat umum. Tujuan utamanya menjadi wadah pembabaran mengenai tema-tema spesifik dalam pameran dan Keraton Yogyakarta. Seperti melalui tema ‘Aparatur Seni di Keraton Yogyakarta’ yang dilaksanakan pada Jumat lalu (18/4) dengan pembahasan mengenai pengorganisasian dan kinerja seni di Keraton Yogyakarta.
Agenda pendukung lain juga sukses dilangsungkan, seperti adanya lokakarya kamus kristik. Agenda yang sudah terselenggara pada Sabtu (17/5) tersebut menarik 25 peserta untuk belajar membuat salah satu kelengkapan busana Abdi Dalem Kakung. Diadakan pula agenda sketsa pada saat Gladhi Prajurit, Uyon-Uyon Hadiluhung, dan Garebeg Besar. Tiga kali pengadaan kegiatan sketsa dalam tiga bulan terakhir dengan turut menggaet banyak komunitas atau pribadi menjadi wujud Keraton Yogyakarta sebagai ruang bersama.
Aparatur sebagai penopang utama dalam berjalannya roda pemerintahan serta dinamika yang dijalaninya menjadi sebuah bahasan menarik untuk dikulik lebih dalam. Sehingga melalui pameran ‘Hamong Nagari’, pengetahuan dan pengejawantahan tata pemerintahan berbasis Keraton Yogyakarta mampu dielaborasikan bersama.
Pameran ‘Hamong Nagari’ masih dapat dikunjungi hingga 17 Agustus 2025. Wisatawan masih memiliki waktu untuk melihat lebih dekat keberadaan aparatur di Keraton Yogyakarta. Selamat berkunjung dan menyelami eksistensi Aparatur Nagari Yogyakarta!.