Harmoni Alam dan Musik: Pementasan Kidung Pertiwi di Hutan Pinus Sari Mangunan
- 29-06-2025

Setelah sukses memukau penonton dalam pementasan Kidung Pertiwi di Jakarta pada 25–26 April 2025 lalu, Yogyakarta Royal Orchestra akhirnya membawakan karya yang sama di tanah asalnya, Yogyakarta, pada Sabtu (21/06). Lantunan instrumen musik barat yang berpadu harmonis dengan lagu-lagu daerah mengalun merdu, menggema di antara rerimbunan pohon pinus yang menjulang tinggi di area Panggung Terbuka Telaga Mardigdo, Hutan Pinus Sari, Mangunan, Bantul, DIY. Perpaduan musik yang syahdu tersebut makin menambah kehangatan suasana senja saat pementasan berlangsung.
Momen ini juga istimewa karena bertepatan dengan perayaan ulang tahun keempat Yogyakarta Royal Orchestra sekaligus menjadi bagian dari peringatan Hari Musik Dunia 2025. Sejak awal berdirinya, Yogyakarta Royal Orchestra di bawah naungan Kawedanan Kridhamardawa Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat secara konsisten mengadakan pertunjukan di ruang terbuka yang tersebar di berbagai kabupaten dan kota di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Melalui pementasan yang kami gelar setahun sekali ini, harapannya Yogyakarta Royal Orchestra dapat menghibur lebih banyak lapisan masyarakat. Selain itu, dengan adanya pertunjukan outdoor ini, kami bisa terus berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan dan komunitas untuk mendorong sinergi antara kesenian dan pariwisata berkelanjutan,” ungkap KPH Notonegoro, Penghageng Kawedanan Kridhamardawa.
Pementasan Kidung Pertiwi yang digelar pada sore hari itu menghadirkan sembilan aransemen istimewa dari Yogyakarta Royal Orchestra dengan memadukan unsur budaya barat dan timur. Yogyakarta Royal Choir turut menyemarakkan panggung dengan membawakan tiga tembang dolanan dalam format akapela yang memikat. Pentas ini juga semarak dengan kolaborasi bersama tim cokekan Kridhamardawa yang menampilkan dua lagu andalan, yakni Jenang Gula dan Lela Ledhung.
Suasana makin memukau dengan penampilan solois klarinet MJ Jatmikowaditro, solois violin Riana Heath dan MJ Cokrowaditro, serta kehadiran penyanyi terkemuka Ndaru dari Ndarboy Genk yang menutup pementasan dengan penuh kesan. Sebagai solois klarinet, MJ Jatmikowaditro menampilkan tembang dolanan Kodhok Ngorek yang sangat familier di telinga anak-anak Jawa. Walaupun lagu tersebut tergolong sederhana, aransemen yang dibawakan mampu menghadirkan suasana nostalgia bagi para pendengar.
Dua repertoar utama, yakni Concerto Kidung Pamuji yang dibawakan oleh MJ Cokrowaditro dan Concerto Pertiwi oleh Riana Heath, mengajak pendengar merasakan alunan nuansa kedaerahan dalam lantunan biola yang memukau. Kedua repertoar utama tersebut sebelumnya memiliki satu bagian movement yang disengker atau disegel saat konser di Jakarta, sehingga penampilan di Hutan Pinus Mangunan ini menjadi penampilan perdana yang dibawakan secara utuh di hadapan khalayak umum.
Tak hanya itu, penampilan Ndaru – Ndarboy Genk yang membawakan lagu-lagu pop Jawa populer ciptaannya, antara lain Lanang Tenan, Nona Jelita, Balungan Kere, dan Jogja Istimewa, berhasil mengajak para penonton turut bernyanyi bersama. “Ini merupakan kali kedua saya mendapat kehormatan bisa berkolaborasi lagi dengan Yogyakarta Royal Orchestra. Saya sangat kagum dengan pecahnya apresiasi penonton yang memenuhi kawasan Hutan Pinus Mangunan,” ungkap Ndaru – Ndarboy Genk.
Antusiasme penonton pada pementasan Kidung Pertiwi yang digelar di Yogyakarta kali ini sangat meluap. Tercatat kurang lebih 7.000 penonton hadir untuk menyaksikan pementasan tersebut. Selain karena digelar gratis, pemilihan tempat yang asri juga mendukung pementasan ini menjadi lebih memesona. Harapannya, pada tahun yang akan datang Yogyakarta Royal Orchestra dapat menampilkan sajian-sajian baru yang indah dan terus berkolaborasi dalam pentas ruang terbuka berikutnya.