Konser Kamardikan 2025: Rayakan HUT Ke-80 RI, Tandai Pula Akhir Pameran Hamong Nagari
- 01-09-2025

Langit masih terang ketika ribuan masyarakat mulai memadati Museum Monumen Yogya Kembali (Monjali). Sebagian mengenakan busana bernuansa merah putih, sebagian tampak berbatik rapi. Gelang tiket berwarna merah dan biru langit telah terlingkar di tangan, ketika sebagian besar mulai memilih tempat duduk terbaik di depan fasad ikonik Monjali Yogyakarta. Semua duduk rapi dan setia menanti Konser Kamardikan 2025 yang dimulai pukul 19.20 WIB pada Sabtu (23/08) lalu.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat kembali merayakan Kemerdekaan Indonesia dengan serangkaian persembahan dari Yogyakarta Royal Orchestra (YRO). Usai menampilkan Pentas Musikan Kamardikan: Gending dan Busana Kaprajuritan pada 17 Agustus 2025 lalu, Konser Kamardikan 2025 menjadi perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia sekaligus penanda akhir pameran temporer Hamong Nagari yang digelar Keraton Yogyakarta. Acara ini digelar secara terbuka untuk umum dan gratis dengan reservasi yang sudah dibuka pada awal Agustus 2025 lalu. Selain dapat disaksikan langsung di Monjali, masyarakat juga dapat menyaksikan siaran langsung daring melalui kanal YouTube Kraton Jogja.
“Setelah Konser Kamardikan tahun 2024 digelar di Museum Benteng Vredeburg, tahun ini kami menggelar Konser Kamardikan di Monumen Yogya Kembali. Monumen ini kan didirikan untuk memperingati peristiwa berfungsinya kembali Yogyakarta sebagai Ibu Kota Republik Indonesia pascaperistiwa Agresi Militer Belanda II. Semangat perjuangan yang dihadirkan Monjali ini selaras dengan napas Konser Kamardikan, sehingga kami memilih Monumen Yogya Kembali sebagai tempat penyelenggaraan konser tahun ini,” ungkap KPH Notonegoro, Penghageng Kawedanan Kridhamardawa.
Dihadiri Ngarsa Dalem, KGPAA Pakualam X, GKR Bendara, KPH Notonegoro, KPH Yudanegara, dan RM Manteyyo Kuncoro Suryonegoro, Konser Kamardikan 2025 yang menghadirkan 11 lagu bertema perjuangan, persatuan, dan kebangsaan dibuka dengan gema Indonesia Raya. Dilanjutkan lagu Hari Merdeka karya Husein Mutahar yang dahulu diciptakan dengan bantuan Orkes Keraton Yogyakarta—cikal bakal Yogyakarta Royal Orchestra—sebagai nomor pembuka, dipimpin RW Widyogunomardowo selaku kondakter (pengaba).
Konser Kamardikan 2025 menjadi makin istimewa karena tak hanya menjadi selebrasi HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia saja, namun juga penanda berakhirnya pameran temporer Hamong Nagari yang digelar Kawedanan Hageng Punakawan Nitya Budaya sejak Maret 2025 lalu. Nyi RRy Noorsundari—carik Kawedanan Radyakartiyasa—, menyampaikan, “Seperti tahun-tahun lalu, penutupan pameran awal tahun selalu ditutup bersamaan dengan pergelaran Konser Kamardikan YRO.” Beliau menambahkan, “Kami berharap tema Hamong Nagari dapat menjadi momentum bagi para abdi negara maupun masyarakat awam untuk bertanggung jawab dalam melaksanakan setiap peraturan yang ada.”
Penutupan pameran yang telah berlangsung selama enam bulan ini juga menjadi momentum peluncuran resmi situs pariwisata Keraton Yogyakarta. Tema "Hamong Nagari" yang mengangkat peran Aparatur Nagari Yogyakarta, pameran ini berhasil menarik lebih dari 220.000 pengunjung dan lebih dari 400 peserta dari dalam serta luar DIY. Semuanya turut meramaikan beragam program publik yang digelar untuk mendukung Pameran Hamong Nagari.
“Pada kesempatan ini, secara khusus Kawedanan Radya Kartiyasa meluncurkan laman tourism.kratonjogja.id sebagai laman resmi pariwisata keraton. Berbagai informasi pariwisata, kegiatan wisata, hingga diskusi-diskusi wisata minat khusus nantinya akan diunggah melalui laman tersebut. Dengan demikian masyarakat lebih mudah mengakses informasi pariwisata secara komprehensif melalui satu laman tersebut. Pada akhirnya, penutupan pameran Hamong Nagari malam hari ini sekaligus menjadi momen peluncuran laman resmi tourism.kratonjogja.id. Bagi Keraton Yogyakarta, setiap pengembangan budaya yang dikawinkan dengan teknologi merupakan cara untuk tetap melestarikannya,” ungkap GKR Bendara—Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Nityabudaya—seraya menutup sambutannya pada Konser Kamardikan 2025.
Malam semakin syahdu sekaligus menggugah semangat, ketika Symphony Kamardikan—sebuah lagu gubahan MP Widyoyitnowaditro—yang berupa medley lagu Ibu Pertiwi dan Maju Tak Gentar mengalun. Ribuan penonton kembali terpukau menyaksikan kolaborasi Yogyakarta Royal Orchestra dengan solo piano oleh Rachel Nadia Abiela dalam nomor lagu Melati di Tapal Batas dan Indonesia Tetap Merdeka. Suasana berubah ceria ketika Win Yovina Thopandi tampil membawakan lagu Sersan Mayorku dan Kopral Jono dengan sentuhan swing bersama Yogyakarta Royal Orchestra.
Suasana kembali berubah khidmat ketika cokekan dari Kawedanan Kridhamardawa bersama sinden Nyi ML Larasati menghadirkan lagu Kuwi Apa Kuwi bersama Yogyakarta Royal Orchestra, menggugah kesadaran akan pentingnya kejujuran dan kehidupan berbangsa tanpa korupsi. Makin khidmat kembali tatkala Ketawang Ibu Pretiwi hadir, bawa Pangkur berlirik “Singgah… Singgah… Kala singgah…” menjadikan malam makin magis. Hingga akhirnya membawa penonton terhanyut dalam kolaborasi YRO, sinden, dan cokekan, beserta Yogyakarta Royal Choir (YRO).
Sebagai tiga lagu terakhir, hadir Pahlawan Merdeka, disusul lagu Sepasang Mata Bola dan Di Timur Matahari yang menjadi kolaborasi YRO, YRC, dan solo vokal oleh Brian Prasetyoadi. Pembawaan vokal yang kuat dari Brian Prasetyoadi begitu menyentuh di nomor lagu Sepasang Mata Bola, dan menggerakkan semangat para pemuda pemudi pada nomor lagu Di Timur Matahari. Semua bertepuk tangan riuh dan tak ingin berpisah dari Konser Kamardikan 2025 meski lagu terakhir telah usai dibawakan.
“Antusias penonton benar-benar luar biasa. Kemarin kami buka reservasi di awal Agustus sampai 3 tahap, tahap pertama untuk penonton luar DIY kuota 500 tiket tapi yang antre ketika dibuka secara online hingga seribu orang. Tahap kedua reservasi online juga dengan kuota 1000 tiket, ini antrean online-nya sampai hampir 2000 orang. Lalu yang ketiga kemarin kami buka reservasi offline selama 2 hari di Keraton Yogyakarta mulai jam 06.00 pagi, perhari kuotanya 250 orang juga, ini baru jam 6 lewat 5 menit kuotanya sudah habis. Total 2000 tiket untuk saat ini sudah habis tersebar,” papar MJ Brongtowaditro selaku pimpinan produksi Konser Kamardikan 2025.
Tak hanya 2500 penonton dan 500 tamu undangan yang duduk di kursi yang disediakan, masih banyak penonton yang tidak mendapatkan kursi dan menyaksikan melalui layar LED yang disiapkan di sekitar area Taman Lampion Monjali Yogyakarta.
“Kami harap dengan digelarnya Konser Kamardikan 2025 ini semakin mengukuhkan semangat persatuan sekaligus menjadi momentum refleksi atas jasa dan perjuangan para pahlawan. Persembahan kami dari Yogyakarta Royal Orchestra ini semoga bisa membawa inspirasi dan manfaat tak hanya bagi warga Yogyakarta, namun untuk Indonesia,” ungkap KPH Notonegoro.