Geladi Bersih Prajurit Garebeg Mulud Dal 1959: Hadirkan Kembali Eksistensi Pasukan Langenkusuma hingga Sumoatmaja

Pada Minggu Kliwon pagi (31/8), Keraton Yogyakarta kembali menggelar geladi bersih prajurit (bregada) menjelang Hajad Dalem Garebeg Mulud Dal 1959. Sejumlah 14 Bregada diturunkan untuk memastikan kesiapan barisan dalam mengiringi jalannya prosesi Garebeg yang akan digelar pada hari Jumat Kliwon (5/9). Prosesi geladi bersih ini dipimpin langsung oleh Mantu Dalem KPH Notonegoro yang didampingi oleh Raden Mas Drasthya Wironegoro, cucu Ngarsa Dalem dan putra kedua dari GKR Mangkubumi.
Suasana geladi bersih makin istimewa dengan kehadiran prajurit perempuan Bregada Langenkusuma, pasukan yang pernah aktif pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono I dan Sri Sultan Hamengku Buwono II, sebagai prajurit putri berkuda yang bersenjatakan lembing. Atas prakarsa GKR Mangkubumi dan restu Ngarsa Dalem, bregada tersebut kembali diaktifkan untuk menunjukkan bahwa Keraton Yogyakarta juga memiliki prajurit wanita. Pada geladi bersih kali ini, Bregada Langenkusuma dipimpin langsung oleh putri sulung GKR Mangkubumi, RAj Artie Ayya Fatimasari, yang tampil gagah dan terbagi kedalam tiga kelompok. Barisan paling depan adalah pasukan yang membawa pedang, barisan kedua membawa panah, dan barisan terakhir membawa tombak.
Selain Langenkusuma, dalam geladi bersih juga ditampilkan Bregada Sumoatmaja yang memiliki tugas khusus mengawal Miyos Dalem (kehadiran sultan). Pada saat prosesi, prajurit ini akan berjajar di sisi kanan dan kiri singgasana Ngarsa Dalem. Dengan penghormatan khas berupa sikap jengkeng menyerupai gerak tari wayang orang, Sumoatmaja memperlihatkan kehalusan budi sekaligus kewibawaan Keraton Yogyakarta. Selain itu, hadir pula Bregada Jager, prajurit penjaga istana yang juga dikenal sebagai Puraraksaka, serta Bregada Suranata yang melambangkan kesetiaan dan integritas tinggi kepada Sultan.
Total ada 14 bregada prajurit tampil secara berurutan yakni: Wirobrojo, Dhaeng, Patangpuluh, Jagakarya, Prawiratama, Nyutra, Ketanggung, Mantrijero, Bugis, Surakarsa, Langenkusuma, Jager, Suronata, Sumoatmaja. Adapun tiga pasukan khusus yakni Surakarsa, Bugis, dan Pakualaman, tidak melalui jalur dalam keraton karena berasal dari luar wilayah inti Mataram. Mereka masing-masing menempuh jalur berbeda: Bregada Surakarsa melalui jalur Kagungan Dalem Mangkubumen. Bregada Bugis melalui jalur Kantor Kepatihan. Terakhir, Bregada Pakualaman berjalan dari Kadipaten Pakualaman.
Sementara itu, 12 Bregada atau prajurit lainnya menempuh rute dari Kagungan Dalem Kamandungan - Kagungan Dalem Magangan - Pelataran Keben - Tratag Pagelaran - Kagungan Dalem Masjid Gedhe. Prosesi geladi bersih berlangsung tertib, menandai kesiapan penuh para prajurit untuk mengawal jalannya Garebeg Mulud Dal 1959.
Keikutsertaan pasukan yang dimunculkan kembali seperti Langenkusuma, Sumoatmaja, Jager, dan Suranata dalam Hajad Dalem tahun ini menjadi penanda penting eksistensi dan keberlanjutan tradisi keprajuritan di Keraton Yogyakarta. Kesatuan-kesatuan tersebut mengandung makna sejarah, filosofi, serta pengabdian yang diwariskan dari masa ke masa.
PALING BANYAK DIBACA
- Pentas Wayang Wong Gana Kalajaya, Perkuat Hubungan Diplomatik Indonesia-India
- Peringati Hari Musik Sedunia, Keraton Yogyakarta Gelar Royal Orchestra dan Rilis Album Gendhing Soran Volume 1
- Talk Show: Kendhangan Ketawang Gaya Yogyakarta dan Launching Kendhangan Ketawang
- Bojakrama, Pameran Jamuan di Keraton Yogyakarta Usai Digelar
- Tetap Patuhi Prokes, Pembagian Ubarampe Gunungan Garebeg Besar Digelar Terbatas