Image page cover

Keraton Ajak Penonton Meditasi Bersama Lampah Jantra di Catur Sagotra 2025

Malam begitu hening selaras dengan padamnya pendar-pendar cahaya di Bangsal Kepatihan. Sayup terdengar suara yang mengajak penonton melembutkan bahu, merasakan pijakan kaki di bumi, dan mengosongkan hati, sembari perlahan keempat penari berjalan perlahan menuju panggung dalam ketenangan. Sejurus kemudian terdengar lagon yang dilantunkan lirih oleh Abdi Dalem Lebdaswara diiringi tabuhan perlahan oleh Abdi Dalem Wiyaga yang berkolaborasi bersama Abdi Dalem Musikan bagian alat musik gesek. Lampah Jantra—sebuah tawaran meditasi ala Keraton Yogyakarta tersaji di panggung Catur Sagotra 2025, Jumat lalu (28/11).

Day2 Catur Sagatra 1 01 Small

“Sesuai dengan tema Catur Sagotra 2025 yaitu Kalyana yang mengajak untuk melakukan olah pikir, olahraga, dan olah rasa, hadirlah sebuah Dhawuh Dalem yang cukup menjadi tantangan. Selama ini banyak penelitian yang menyatakan bahwa menari bisa menjadi cara meditasi, sehingga muncul lah sebuah Dhawuh untuk membuat cara meditasi ala Keraton Yogyakarta. Sehingga Lampah Jantra ini pun hadir, ini bukan beksan ya, bukan tarian, tapi memang satu tawaran meditasi semacam yoga atau taichi, namun dikemas ala keraton,” jelas KPH Notonegoro, Penghageng II Kawedanan Kridhamardawa.

Yasan Dalem Enggal (karya baru) Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 ini memang terbilang khas, karena meski menampilkan serangkaian gerak tari namun bukanlah sebuah bentuk beksan (tarian). Beberapa ragam gerak tari yang dipilih merupakan gerak-gerak yang tampak sederhana dan mendasar, namun begitu meditatif. Iringan yang digunakan pun bukan gangsa jangkep atau gamelan lengkap, tetapi dipilih beberapa instrumen yang halus dan menghasilkan bunyi-bunyian yang menenangkan seperti gender, siter, rebab, dan kemanak. Termasuk kolaborasi dengan alat musik gesek atau string section dari Yogyakarta Royal Orchestra yang termasuk dalam Abdi Dalem Musikan, menghadirkan nuansa yang begitu pas untuk melakukan serangkaian kontemplasi.

Day2 Catur Sagatra 7 07 Small

Dhawuh Dalem ini memang begitu menantang ya, dan waktu persiapan kami hanya sekitar 1 bulan saja. Jadi bagaimana menghadirkan Lampah Jantra dalam waktu sebulan, tentu masih jauh dari kata sempurna. Tampil di Catur Sagotra 2025 kali ini juga masih menjadi cara uji coba, kami ingin melihat seperti apa respon penonton. Ibaratnya Lampah Jantra kali ini masih prototipe, ke depan kami menunggu Dhawuh Dalem lanjutan terkait pengembangan Lampah Jantra ini,” ungkap KRT Sindurejo yang menjadi salah satu narasumber dalam perumusan karya.

Pada gelaran Catur Sagotra 2025 kali ini, Lampah Jantra diawali dengan pembacaan narasi yang mengajak penonton untuk menyiapkan hati menikmati meditasi ala Keraton Yogyakarta. Dalam suasana hening dan khidmat serta bersahaja, dua penari putra dan dua penari putri mempraktikkan Lampah Jantra dengan penuh penghayatan. “Kembali lagi, Lampah Jantra ini karena bukan beksan jadi tidak terpatok pada pola lantai yang dibawakan empat penari, tapi nantinya bahkan bisa dipraktikkan oleh 1 orang saja,” sambung MB Pujimatoyo, pimpinan produksi kontingen Keraton Yogyakarta.

Day2 Catur Sagatra 13 13 Small

Meski penuh kesederhanaan, tampilan dari Keraton Yogyakarta ini tampaknya memberikan satu perspektif baru bagi para penonton. Beberapa orang mengaku mendapatkan kesan yang cukup membekas di hati usai menyaksikan Lampah Jantra.

“Merinding sekali semalam, apalagi pembacaan narasi di awal itu benar-benar membawa suasana jadi hening dan pas banget buat meditasi,” ungkap salah satu penonton bernama Saifan. Penonton lainnya pun mengaku merasakan suatu kemewahan dalam kesederhanaan tatkala menyaksikan penampilan Lampah Jantra, “Ini sih definisi wah tanpa harus tampak mompyor atau bermewah-mewah,” ungkap Aprian.

Day2 Catur Sagatra 17 17 Small

Perhelatan yang mempertemukan empat istana di Yogyakarta dan Surakarta ini memang menjadi salah satu ajang yang begitu dinanti masyarakat Jawa dari berbagai penjuru Nusantara. Apalagi setiap tahunnya selalu menghadirkan tema dan sajian yang unik dan senantiasa berbeda. Tahun ini wellness atau kesehatan holistik menjadi tema besar yang diusung, dan diejawantahkan dalam berbagai kegiatan mulai dari Seminar, Workshop Tembang Macapat, hingga puncaknya pada Pergelaran Pertunjukan Catur Sagotra 2025.

Dihadiri oleh GKR Bendara dan KPH Yudanegara selaku perwakilan dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, GKBRAA Paku Alam selaku perwakilan dari Kadipaten Pakualaman, perwakilan dari Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kadipaten Mangkunegaran, serta Sekda DIY Ni Made Dwipanti Indrayanti, acara puncak Catur Sagotra 2025 juga menampikan 3 pertunjukan dari 3 istana. Beksan Wiryanaranata hadir sebagai penampil pertama dari Kasunanan Surakarta, sedangkan Bedhaya Kumudhajiwa dari Kadipaten Mangkunegaran menjadi penampil kedua. Sebagai penutup dari Kadipaten Pakualaman menghadirkan Langen Beksa Pitutur Jati.

Day2 Catur Sagatra 26 26 Small

“Untuk gelaran Catur Sagotra, tentunya kami berharap semoga ajang silaturahmi empat istana ini bisa langgeng, agar makin banyak wawasan yang bisa saling didiskusikan dan dibagikan, sehingga memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat. Sedangkan untuk Lampah Jantra sendiri, karena memang sebuah konsep baru, wajar jika mungkin ada beberapa yang masih mendiskusikan atau memiliki pandangan tersendiri. Justru ini lah yang kami cari, ruang diskusi serta perspektif dari masyarakat untuk membentuk Lampah Jantra. Kami sangat menanti masukannya, agar ke depan kami bisa mengemas Lampah Jantra sebagai meditasi ala Keraton Yogyakarta yang manfaatnya bisa dirasakan oleh semua,” pungkas KPH Notonegoro.

Day2 Catur Sagatra 36 36 Small

Temukan informasi lengkap Lampah Jantra Catur Sagotra 2025 - Unduh Buklet.