Tingalan Jumenengan Dalem ke-31 Tahun Be 1952 J

Sri Sultan Hamengku Buwono X telah resmi bertakhta selama 31 tahun pada 29 Rejeb, Be 1952 J. Rangkaian Hajad Dalem untuk merayakan Tingalan Jumenengan Dalem telah diselenggarakan sejak tanggal 26 Rejeb atau pada Rabu, 3 April 2019 M.

Ngebluk

Rangkaian acara diawali dengan prosesi Ngebluk yang dilaksanakan secara tertutup pada Rabu (3/4) di Bangsal Sekar Kedhaton, Keputren. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Ngebluk kali ini didahului dengan doa bersama oleh sembilan orang Abdi Dalem Kanca Kaji di Bangsal Pengapit. Acara dimulai sekitar pukul 10.00 dan selesai pada 10.30 WIB. Prosesi tersebut dipimpin langsung oleh GKR Hemas dan dibantu oleh GBRAy Riyakusuma, GKR Mangkubumi, GKR Condrokirono, beberapa kerabat putri, serta Abdi Dalem Keparak.

Jladren yang dibuat dalam prosesi ini dimasukan ke dalam enceh dan dibiarkan mengembang hingga esok paginya.

Ngapem

Pada Kamis (4/4), rangkaian Hajad Dalem hari kedua dilanjutkan dengan agenda Ngapem yang juga digelar di Bangsal Sekar Kedhaton sejak pukul 09.00 pagi hingga sore selepas Maghrib. Prosesi Ngapem dipimpin oleh GKR Hemas dan turut dihadiri oleh kelima Putri Dalem, GKR Mangkubumi, GKR Condrokirono, GKR Maduretno, GKR Hayu, dan GKR Bendara.

Jladren yang telah dipersiapkan sehari sebelumnya dimasak menjadi apem alit dan apem mustaka. Seluruh apem dibuat satu per satu secara tradisional, menggunakan wajan kecil dan tungku tanah liat.

Sugengan

Puncak acara peringatan kenaikan takhta Sri Sultan berdasarkan Tahun Jawa digelar secara tertutup pada Jumat (5/4) di Tratag Bangsal Kencana. Prosesi Sugengan dimulai sekitar pukul 10.30 WIB, dipimpin oleh GKR Mangkubumi dan dihadiri GKR Condrokirono, GKR Bendara, beberapa kerabat, Abdi Dalem Kanca Kaji, Abdi Dalem Suranata, Abdi Dalem Pengulon, serta Abdi Dalem lainnya.

Tujuan Sugengan ini adalah untuk memohon kesehatan dan kecemerlangan takhta Sultan serta kesejahteraan warga Yogyakarta. Pada saat Sugengan tersebut berlangsung, dilakukan proses pemindahan ubarampe Labuhan dari Gedhong Prabayeksa menuju Bangsal Kencana untuk kemudian dibawa ke Bangsal Sri Manganti. Ubarampe ini kemudian diinapkan selama satu malam.

Hajad Dalem Labuhan

Labuhan diawali dengan pemberangkatan ubarampe dari Bangsal Sri Manganti menuju tiga tempat pada Sabtu (6/4). Prosesi pemberangkatan ubarampe dipimpin oleh Mantu Dalem, yakni KPH Purbodiningrat dan KPH Notonegoro. Tepat pukul 8.00 WIB, ubarampe diberangkatkan secara bersamaan menuju tiga tempat, yaitu Parangkusuma, Merapi, dan Lawu.

Labuhan Parangkusuma

Ubarampe Labuhan Parangkusuma diserahkan oleh rombongan yang dipimpin oleh KRT Wijaya Pamungkas kepada perwakilan Bupati Bantul dan Camat Kretek di Kantor Kecamatan Kretek. Usai diserahkan, seluruh ubarampe dibawa menuju Pendapa bagian barat Kompleks Cepuri untuk diserahterimakan kepada Juru Kunci Pantai Parangkusuma, Mas Penewu Surakso Jaladri.

Setelah doa bersama, seluruh ubarampe dibawa menuju Cepuri Parangkusuma. Usai prosesi di Cepuri, seluruh ubarampe dibawa menuju ke bibir pantai dengan diiringi kirab dari para warga. Proses pelarungan ubarampe dilakukan sebelum tengah hari dengan dipimpin oleh Juru Kunci dan selesai sekitar pukul 11.00 WIB.

Labuhan Merapi

Ubarampe Labuhan Merapi diserahkan oleh rombongan yang dipimpin oleh KRT Widya Bayu Kusuma kepada Camat Depok, Abu Bakar S.Sos, M.Si., yang mewakili Bupati Sleman di Kecamatan Depok. Rombongan bertolak ke Kecamatan Cangkringan untuk melakukan serah terima ubarampe dari Camat Depok kepada Camat Cangkringan, Mustadi S.Sos.,MM. Kemudian, ubarampe diarak menuju Kinahrejo untuk proses serah terima dari Camat Depok kepada Juru Kunci Gunung Merapi. Acara siang itu dilanjutkan dengan pentas seni, sedangkan malam harinya diadakan pentas wayang kulit dengan lakon Bima Suci Pandu Suwarga, oleh dalang Ki Abu Karsono.

Pada Minggu (07/04) pagi, prosesi pemberangkatan Labuhan Merapi dimulai pukul 6.15 menuju Sri Manganti yang berlokasi 4 kilometer dari Kinahrejo. Labuhan Merapi dimulai pukul 7.45 WIB dengan dipimpin oleh Juru Kunci, Mas Penewu Surakso Hargo. Masyarakat yang hadir kemudian mendapat pembagian nasi gurih setelah prosesi usai.

Labuhan Lawu

Penyerahan ubarampe Labuhan Lawu dilaksanakan pada Sabtu (6/4) di Rumah Dinas Bupati Karanganyar. Proses serah terima ubarampe dilakukan secara berturut-turut oleh pemimpin rombongan, KRT Rinta Iswara, kepada Sekda Kabupaten Karanganyar, Drs. Sutarno, M.Si., yang mewakili Bupati Karanganyar, kemudian dilanjutkan kepada Kepala Disparpora Kabupaten Karanganyar, Drs. Titis Sri Jawoto, dan terakhir diterima oleh Camat Tawangmangu, Rusdiyanto S.Sos., M.Hum.

Seluruh ubarampe dibawa menuju kediaman salah seorang Juru Kunci Gunung Lawu, Mas Bekel Surakso Himawan, untuk diserahterimakan dari Camat Tawangmangu kepada pihak Juru Kunci. Sekitar pukul 23.00 WIB, rombongan Juru Kunci berangkat menuju puncak Hargo Dalem. Tiba pukul 06.00 pagi di keesokan harinya, rombongan melakukan prosesi Labuhan yang dipimpin oleh Juri Kunci, Mas Bekel Surakso Hargo Lawu, pada pukul 06.30. Setelah makan dan beristirahat, para Juru Kunci kembali turun pukul 08.00 WIB melalui jalur Cemara Sewu.

Juru Kunci Lawu, Mas Bekel Surakso Hargo Lawu mengungkapkan, “Tujuan Labuhan (Lawu) itu bisa dikatakan untuk mengenang jasa-jasa Brawijaya (V) pada beberapa ratus tahun yang lalu yang ada hubungannya dengan Mataram”.

Bukan hanya di Lawu, Hajad Dalem Labuhan yang dilakukan setiap tahun di beberapa tempat pada dasarnya merupakan wujud napak tilas pada lokasi-lokasi penting yang memiliki keterhubungan dan keterikatan sejarah dengan Keraton Yogyakarta.