Uyon-Uyon Hadiluhung Senin Pon 4 Agustus 2025
- 02-08-2025

Keraton Yogyakarta kembali menggelar Uyon-Uyon Hadiluhung dalam rangka memperingati hari kelahiran (Wiyosan Dalem) Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 setiap Senin Pon (malam Selasa Wage). Pengetan Wiyosan Dalem yang bertepatan dengan 9 Sapar Dal 1959 dilaksanakan oleh Kawedanan Kridhamardawa Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat dengan berpindah lokasi ke Kagungan Dalem Bangsal Kamandungan Kidul.
Sebagaimana namanya, Uyon-Uyon Hadiluhung senantiasa menghadirkan serangkaian komposisi gendhing sebagai sajian utamanya. Tak hanya rangkaian gendhing, pertunjukan Beksan Pandawa Kurdha menjadi penampilan istimewa pada Senin (04/08) malam. Masyarakat dapat berpartisipasi secara luring dalam agenda ini dengan kuota terbatas melalui reservasi yang dibuka mulai pada Senin (28/07) melalui pranala bit.ly/RsvPandawaKurdha. Reservasi juga sudah ditutup pada Kamis (31/07) pagi sebab kuota 400 penonton telah penuh terisi.
Seluruh pengunjung yang akan menyaksikan Uyon-Uyon Hadiluhung secara luring diwajibkan untuk menggunakan busana sesuai pranatan atau ketentuan yang berlaku di lingkungan keraton, yakni busana pranakan dan kebaya tangkepan jangkep. Meski begitu, bagi masyarakat yang tidak dapat hadir langsung di Bangsal Kamandungan Kidul tetap dapat menyaksikan gelaran Uyon-Uyon Hadiluhung secara daring, melalui siaran langsung di kanal YouTube Kraton Jogja mulai pukul 19.00 WIB.
Komposisi Gendhing
- Gendhing Pambuka: Ladrang Raja Manggala Laras Pelog Pathet Nem.
- Gendhing Soran: Gendhing Ceng Barong Laras Slendro Pathet Sanga, Kendhangan Barong Sekepak, jangkep sadhawahipun.
- Gendhing Lirihan I: Gendhing Tawang Puja Laras Pelog Pathet Nem, Kendhangan Lala (Lahela) minggah Ladrang Golong Laras Pelog Pathet Nem.
- Gendhing Lampah Beksan Pandawa Kurdha.
- Gendhing Lirihan II: Gendhing Lempung Gunung Laras Pelog Pathet Barang, Kendhangan Sarayuda, jangkep sadhawahipun. Kalajengake Ketawang Canthoka Laras Pelog Pathet Barang.
- Gendhing Lirihan III: Gendhing Gleyung Kendhangan Candra, minggah Ladrang Sri Katon Mataram Laras Slendro, minggah Srepegan Patalon, kalajengaken Plajaran, kaseling Rambangan Sinom lan Dhandhanggula Laras Slendro Pathet Manyura. Kawiwiti Bawa Sekar Tengahan Pranasmara Laras Slendro Pathet Manyura.
- Gendhing Panutup: Ladrang Sri Kondur Laras Slendro Pathet Manyura.
Sinopsis Beksan Pandawa Kurdha
Beksan Pandawa Kurdha merupakan salah satu beksan kakung Yasan Enggal (tarian putra karya baru) Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10. Sebagaimana namanya, beksan ini mengisahkan tentang perjalanan para Pandawa ketika dibuang ke hutan selama 12 tahun, usai kalah bermain dadu akibat siasat Patih Sengkuni. Namun usai 12 tahun pengasingan di hutan, pada tahun ketigabelas para Pandawa melakukan penyamaran. Puntadewa menyamar sebagai Resi Kangka, Harjuna menyamar menjadi guru beksa bernama Wrahatnala, Nakula – Sadewa menyamar menjadi perawat kuda bernama Grantika – Tantrupala, sedangkan Werkudara atau Bima menyamar sebagai jagal dengan nama Abilawa.
Tarian ini ditarikan oleh lima orang penari laki-laki yang memerankan tokoh wayang popular, Pandawa Lima. Kelima penari membawakan Beksan Pandawa Kurdha dengan karakter ragam gerak karakter sesuai kelima tokoh Pandawa. Namun pada adegan yang menggambarkan masa penyamaran para Pandawa, semua ragam gerak berubah. Puntadewa, Janaka, Nakula, dan Sadewa yang awalnya impur alus, berubah menjadi impur gagah. Sedangkan Werkudara dari kambeng menjadi kinantang gagah.
Tim Pendukung Tarian
Paraga Patuh
- Nabil Izza Leksono
- Angger Dwi Purnama
- Wibi Supri Andoko
- Ahmad Hafizh Rasyad
- Irvan Ananta
Paraga Bela
- RB Palgunamataya
- MB Pujimatoyo
Pamucal Beksa
- KRT Condrowasesa
- RRy Widodomondro
Panata Gendhing Beksan: MB Srikawuryan
Panata Gendhing Uyon-uyon: MJ Bangunsore
Pemaos Kandha: KRT Condrowasesa
Keprak: RRy Widodomondro
Panata Busana:
- MRy Dirjomanggolo
- RW. Ronosumekto
- MP Noloprasetyo
- ML Santosawiguna
Pimpinan Produksi: MJ Harismatoyo