Paku Buwono XIII Surud, Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 Melayat ke Surakarta
- 04-11-2025
Suasana duka menyelimuti kompleks Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, sejak Sri Susuhunan Paku Buwono XIII wafat pada Minggu Pon pagi (02/11) atau 11 Jumadilawal Dal 1959 dalam usia 77 tahun. Kabar duka ini kemudian diterima oleh Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat via telepon seluler. Sore harinya, Utusan Dalem dari Kasunanan Surakarta bertandang ke Keraton Yogyakarta untuk menyampaikan Serat Lelayu Surud Dalem secara resmi. Adapun Utusan Dalem yang datang diantaranya, Kanjeng Pangeran Panji Kusumo Wicitro, KPP Somo Wicitro, dan KRMT Poestokoningrat.

KRT Purwowinoto, Penghageng II Kawedanan Purwa Aji Laksana Keraton Yogyakarta mengatakan bahwa pada Minggu (02/11) sore, Keraton Yogyakarta menerima Utusan Dalem dari Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. "Utusan Dalem diterima oleh GKR Mangkubumi dan GKR Bendara di Pendapa Ndalem Kilen, Keraton Yogyakarta," jelas Kanjeng Purwowinoto. Tujuan dari kehadiran Utusan Dalem adalah menyampaikan kabar duka secara resmi melalui surat tertulis yang disampaikan untuk Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10.
Menanggapi kabar duka tersebut, Sri Sultan menyatakan rasa belasungkawa atas Surud Dalem—wafatnya—Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Paku Buwono XIII, “Saya menyampaikan rasa belasungkawa saya bersama seluruh keluarga besar, baik dari Pemerintah Daerah maupun Keraton Yogyakarta dan Pakualaman, kepada keluarga besar Kasunanan Surakarta dengan seluruh keluarga atas mangkatnya Sunan Paku Buwono XIII.”

Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 bersama GKR Hemas kemudian menyempatkan melayat ke Keraton Surakarta pada Selasa (04/11). Sekitar pukul 11.50 WIB, Sri Sultan tiba di Surakarta dengan didampingi Putra Dalem Putri, menantu, dan cucu; GKR Maduretno, GKR Hayu, GKR Bendara, KPH Wironegoro, KPH Purbodiningrat, KPH Notonegoro, KPH Yudanegara, RAj Artie Ayya Fatimasari dan RM Drasthya Wironegoro. Termasuk Adipati Pakualaman KGPAA Paku Alam X beserta GKBRAA Paku Alam.
Setibanya di Kori Kamandungan, Sri Sultan dan rombongan keluarga disambut oleh Penghageng Parentah Keraton Surakarta KGPH Dipokusumo, Putri Dalem GKR Timur Rumbai dan GRAy Devi Lelyana Dewi, serta Wali Kota Surakarta Respati Ardi. Kerabat utama Keraton Kasunanan Surakarta yang lain juga ikut menyambut kehadiran Sri Sultan beserta rombongan.

Setibanya di Sasana Parasdya yang berada di kompleks inti Keraton Surakarta—tempat persemayaman Layon Dalem (jenazah) Sinuhun Paku Buwono XIII, Sri Sultan HB Ka 10 dan GKR Hemas menyampaikan ungkapan dukacita secara langsung kepada GKR Pakoe Boewono. Sesaat kemudian Sri Sultan mengheningkan cipta untuk mendoakan Suwargi Sinuhun PB XIII. Hal yang sama juga dilakukan GKR Hemas, Putri Dalem, Mantu Dalem, dan Wayah Dalem. Sekitar pukul 12.15 WIB, Sri Sultan beserta keluarga kemudian jengkar dan berpamitan untuk kembali ke Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Selain menyampaikan rasa berbelasungkawa, Sri Sultan juga mengungkap harapan akan kelangsungan Keraton Surakarta. “Semoga semuanya berjalan lancar tidak ada halangan, semoga juga Keraton Kasunanan Surakarta ini juga aman-aman saja, nyaman-nyaman saja,” ungkap Sri Sultan sebelum bertolak ke Yogyakarta.
Sri Sultan juga menyatakan proses regenerasi dan harmoni kebudayaan Jawa di Keraton Surakarta dapat terus berjalan. “Semoga regenerasi juga bisa berjalan dengan baik. Karena bagaimanapun kami bagian dari yang harus menjaga tradisi, baik yang di Surakarta maupun yang di Yogyakarta. Jadi harapan saya juga sama, bagaimana kita bisa meneruskan dengan langgeng dan menjadi bagian dari Republik tetap aman-aman dan nyaman-nyaman saja semuanya,” tutup Sri Sultan.

Sejak menerima kabar duka ini pada Minggu (02/11) dan sebagai wujud penghormatan, Keraton Yogyakarta meniadakan (suwuk) segala aktivitas yang menggunakan gamelan atau bunyi-bunyian. Sehingga Pentas Paket Wisata di Bangsal Srimanganti dan gladen beksa—latihan menari—ditiadakan hingga Sinuhun Paku Buwono XIII selesai dikebumikan di Makam Raja-raja Imogiri, pada Rabu (05/11).
Putri sulung mendiang Sri Susuhunan Paku Buwono XIII, GKR Timur Rumbai, mengapresiasi atas simpati yang telah ditunjukkan oleh Keraton Yogyakarta. “Ya saya sembah nuwun sanget bisa meluangkan waktu untuk takziah ke Sinuhun dan apalagi beliau (Sri Sultan) kemarin sudah menyampaikan dukacita. Panjenengan sedoyo pasti tahu kedukaannya kami, beliau sangat ikut prihatin dengan tidak membunyikan gamelan selama 5 hari," ungkap GKR Timur Rumbai. Gusti Timur juga berharap hubungan antara Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta makin baik kedepannya.
