Srimpi Gambirsawit

Kandha

Sebetbyar wauta, hanenggih ingkang kawiyosaken punika. Lelangen Dalem Srimpi Gambirsawit. Yasan Dalem Ngarsa Dalem, Sampeyan Dalem ingkang Sinuwun Sri Sultan Hamengku Buwana ingkang jumeneng kaping wolu. Ingkang sudibya ngrenggani Karaton Dalem ing Ngayogyakarta Hadiningrat.

Wondene ingkang dadya kawasitaning kandha, mundhut cariyosipun Serat Parta Krama. Nalika palakramanipun Raden Harjuna dhaup kalawan Dewi Wara Sembadra ginonjang kadang Sang Burisrawa. Wus kacakup saniskaranira, rinumpaka kocap wonten Kagungan Dalem Serat Pasindhen sedaya.

Wauta, ingkang para winayanging beksa, sareng sampun munggweng ngabyantara nata. Dhasar sami endah ingkang warna karengga saliring sumbaga. Yen sinawang saking mandrawa lir sinawit kekalihnya.

Terjemahan

Syahdan, yang ditampilkan ini. Sebuah hiburan Raja, Srimpi Gambirsawit. Ciptaan Ngarsa Dalem Sinuwun Sri Sultan Hamengku Buwana ke delapan yang masyhur menjaga Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Sedangkan jalan cerita, mengambil kisah Serat Parta Krama, ketika pernikahan Raden Arjuna dengan Dewi Wara Sembadra diganggu oleh saudaranya Sang Burisrawa. Selengkapnya telah tercakup dalam tembang yang terdapat dalam Kagungan Dalem Serat Pasindhen.

Tersebutlah, setelah semua penari berada di hadapan Sang Raja, tampak indah segalanya , diperelok aneka hiasan. Dari kejauhan, keduanya seolah serupa. 

Srimpi Gambirsawit merupakan tari klasik Keraton Yogyakarta sudah ada sejak masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII (1921-1939). Tarian ini termuat dalam manuskrip Kagungan Dalem Serat Kandha Bedhaya Srimpi yang kini tersimpan di Perpustakaan Kawedanan Widya Budaya Karaton Ngogyakarta Hadiningrat dengan kode BS. Srimpi Gambirsawit ada di bawah kode MS. B/S 17 yang berisi serat kandha. Selain itu, juga terdapat dalam Kagungan Dalem Serat Kandha Bedhaya Srimpi MS. B/S 7 yang menjelaskan urutan tari Srimpi Gambirsawit dan B/S 19 yang memuat serat pasindenan.

Tari ini terakhir kali dipentaskan sekitar empat puluh tahun lalu, tepatnya Minggu Kliwon, 17 Juni 1984 dalam rangka pelestarian Kebudayaan Jawa, Proyek Javanologi Akademi Seni Tari (ASTI) Yogyakarta. Sejak itu, belum pernah dipanggungkan lagi. Baru pada acara Uyon-Uyon Hadiluhung edisi 4 September 2023, Srimpi Gambirsawit dipertunjukkan  kembali. 

Srimpi Gambir Sawit 004

Cerita

Srimpi Gambirsawit menukil fragmen dari epos Mahabharata, yakni peperangan Arjuna melawan Adipati Karna yang merupakan anak cerita pernikahan Arjuna dengan Dewi Wara Sumbadra. Alkisah, Arjuna dan Burisrawa dari klan Kurawa bersaing untuk mendapatkan Sumbadra. Diadakanlah sayembara untuk menentukan pemenang, keluarlah Arjuna sebagai pemenangnya. Setelah Arjuna menang, muncul Adipati Karna sebagai utusan penglamar dari klan Kurawa. Keduanya kemudian terlibat perseteruan. Arjuna memenangkan kembali dan berhasil menikah dengan Sumbadra.

Srimpi Gambirsawit memiliki kekhasan yang membedakannya dari srimpi-srimpi lain, antara lain saat adegan berperang berlangsung sepasang penari membelakangi lawan yang kemudian akan tertembak. Ragam gerak tersebut dilakukan secara bergantian. Dalam epos Mahabharata dan Serat Pasindhen, Arjuna dan Adipati Karna diceritakan beradu panah ketika berperang, tetapi dalam Srimpi Gambirsawit, mereka menggunakan pistol. Senjata api tersebut merupakan properti bawaan sejak pertama kali tari ini diciptakan. Berdasarkan Serat Pasindhen Srimpi Gambirsawit, pemenang peperangan adalah penari yang memerankan Arjuna, sedangkan pemeran Adipati Karna menanggung kekalahan. Maknanya, kejahatan akan tumpas oleh kebaikan.

Srimpi Gambir Sawit 001

Ragam Gerak

Sama dengan tari srimpi pada umummnya, Srimpi Gambirsawit tersusun atas tiga bagian, yaitu maju gawang/kapang-kapang maju (penari memasuki area pertunjukan), tarian pokok, dan diakhiri dengan mundur gawang/kapang-kapang mundur (penari meninggalkan area pertunjukan). Cerita utama tergambar dalam tarian pokok yang menampilkan adegan peperangan antara Arjuna dan Karna.

Srimpi Gambirsawit dibawakan dengan ragam gerak milir dan mandeg. Gerak milir dapat dilihat dalam trisig, gedrug, kengser, kicat dan sebagainya. Sedangkan ragam gerak mandheg terdiri dari sembahan, ngundhuh sekar, ngenceng encot, lembeyan, ulap-ulap, dan sebagainya.

Ciri khas yang membedakannya dengan srimpi lain adalah adanya ragam gerak yang biasanya hanya ditemukan pada tari bedhaya alih-alih srimpi, antara lain ngenceng wetah, impang ngewer udhet, sirig maju mundur, dan sirig erek. Terdapat juga ragam gerak macak sedhuwa kiwa yang hanya ditemui pada srimpi ini.

Srimpi Gambir Sawit 002

Busana dan Properti Tari

Sama dengan tari srimpi lainnya, tata busana Srimpi Gambirsawit pada pokoknya terdiri dari rompi dengan jamang dan bulu-bulu. Pada pementasan Uyon-Uyon Hadiluhung 3 September 2023, penari mengenakan busana gladhen (busana latihan) yakni sanggul tekuk, semekan dengan bermotif Sido Asih latar pethak yang dipadukan dengan embong merah muda, nyamping dengan pola seredan dan motif parang seling gandasuli, pistol, sondher cindhe dengan kombinasi warna hijau tosca, ditambah aksesoris subang, cincin, serta tleseban pada sanggul.

Seperti Srimpi Dhempel yang dipentaskan dalam Uyon-Uyon Hadiluhung 15 Agustus 2022, Srimpi Gambirsawit menggunakkan properti pistol yang diselipkan pada sondher tiap penari. Pistol tersebut merupakan senjata peperangan Arjuna dan Karna. Penggunaannya menunjukkan pengaruh budaya kolonialisme yang hadir di Keraton Yogyakarta.

Srimpi Gambir Sawit 003

Iringan

Nama tarian ini diambil dari gendhing pengiring utama, yaitu Gendhing Gambirsawit. Secara umum, gendhing dalam Srimpi Gambirsawit berlaras Slendro Pathet Sanga, adapun urutan iringannya adalah sebagai berikut: Lagon Wetah, Ladrang Dhandanggula Clunthang (kapang-kapang maju), Lagon Jugag, Sekar Tengahan Lonthang, Gendhing Gambirsawit Kendhangan Candra, Ladrang Gonjang-Ganjing (kapang-kapang mundur), Lagon Jugag, Ladrang Dhandanggula Kentar, dan Lagon Jugag. Lampah bedhayan digunakan sebagai iringan masuk dan keluarnya penari. Ini merupakan tradisi bedhaya dan srimpi yang diiringi gendhing berlaraskan slendro. 


Daftar Pustaka

Jennifer Lindsay, dkk. 1994. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 2 Kraton Yogyakarta. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Kagungan Dalem Serat Beksa Bedhaya utawi Srimpi (B/S 7), Koleksi Kapustakan Kridhamardawa, Keraton Yogyakarta.

Kagungan Dalem Serat Kandha Bedhaya utawi Srimpi (B/S 17), Koleksi Kapustakan Kridhamardawa, Keraton Yogyakarta.

Kagungan Dalem Serat Pasindhen Bedhaya utawi Srimpi (B/S 19), Koleksi Kapustakan Kridhamardawa, Keraton Yogyakarta.

Sumiani. 1984. Srimpi Gambirsawit. Yogyakarta:

Wawancara dengan Nyi MW Widyawinarbudaya (Pamucal Beksa) pada 18 dan 24 Agustus 2023

Wawancara dengan ML Noloprasetyo (Panata Busana) pada 24 Agustus 2023

Wawancara dengan MB Puspokawedar (Panata Gendhing) pada 18 Agustus 2023