Uyon-Uyon Hadiluhung Senin Pon 6 Januari 2025
- 06-01-2025
Membuka tahun baru 2025, Uyon-Uyon Hadiluhung 6 Rejeb Je 1958 kembali menyapa masyarakat pada 6 Januari 2025. Sebagaimana namanya yakni Uyon-Uyon, serangkaian komposisi gendhing hadir sebagai sajian utama. Selain itu, Kawedanan Kridhamardawa Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat juga menyajikan penampilan Beksan Janaka-Suprabawati, sekaligus memperingati hari kelahiran (Wiyosan Dalem) Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 setiap Senin Pon (malam Selasa Wage).
Pertunjukan ini terbuka bagi masyarakat umum (luring) dengan reservasi (kuota terbatas) yang telah penuh hanya dalam waktu 1 jam saja pada Senin (30/12) lalu. Seluruh pengunjung yang akan menyaksikan Uyon-Uyon Hadiluhung secara luring juga diwajibkan untuk menggunakan busana sesuai pranatan atau ketentuan yang berlaku di lingkungan keraton, yakni busana pranakan jangkep untuk penonton laki-laki dan kebaya tangkepan jangkep untuk penonton perempuan.
Meski begitu, bagi masyarakat yang tidak dapat hadir langsung di Bangsal Kasatriyan pun tak perlu berkecil hati. Sebab, gelaran Uyon-Uyon Hadiluhung ini dapat pula disaksikan secara daring melalui siaran langsung di kanal YouTube Kraton Jogja mulai pukul 19.00 WIB.
Komposisi Gendhing:
- Gendhing Pambuka: Ladrang Raja Manggala Pelog Nem.
- Gendhing Soran: Gendhing Bondhan Slendro Nem, Kendhangan Gandrung-Gandrung jangkep sadhawahipun.
- Gendhing Lirihan I: Gendhing Glondhong Pelog Lima, Kendhangan Sarayuda jangkep sadhawaipun, Minggah Ladrang Madukentar Pelog Lima.
- Gendhing Lampah Beksan Janaka-Suprabawati.
- Gendhing Lirihan II: Bawaswara Sekar Ageng Candra Kumara Lampah 16, Pedhotan 8-8 Pelog Nem, Latindhakake dening Raden Jajar Giwangkumolo. Katampen Gendhing Panglipur Driya, Kendhangan Sarayuda jangkep sadhawahipun. Kalajengake Ladrang Purwaka Pelog Nem.
- Gendhing Lirihan III: Gendhing Rimong Slendro Manyura, Kendhangan Candra, minggah Ladrang Rindhing Putung Slendro Manyura, kalajengake Plajaran, kaseling Rambangan Kinanthi lan Sinom Slendro Manyura.
- Gendhing Panutup: Ladrang Sri Kondur Slendro Manyura.
Sinopsis Beksan Janaka-Suprabawati
Beksan Janaka-Suprabawati yang ditampilkan kali ini merupakan garapan baru yang khusus dipersiapkan untuk Uyon-Uyon Hadiluhung pada awal tahun 2025. Ide garapnya mengambil dari beberapa karya beksan salah satu empu tari klasik gaya Yogyakarta, yaitu KRT Sasmintadipura. Beksan ini mengisahkan peperangan antara Dewi Suprabawati melawan Raden Janaka, yang diutus untuk melamar Dewi Siti Sendari bagi kakaknya, Prabu Dasalengkara. Perang pun terjadi karena lamaran tersebut ditolak, sebab Dewi Siti Sendari telah terlebih dahulu dilamar untuk Raden Abimanyu, putra Raden Janaka.
Dalam pertempuran, ketika Dewi Suprabawati terdesak, datanglah burung Garuda untuk membantu. Dengan menaiki Garuda, Dewi Suprabawati menyerang dari udara bersenjata jemparing (panah) sakti. Namun kesaktian Raden Janaka tidak terkalahkan, hingga Garuda berhasil dipanah dan jatuh. Perang berlanjut, Raden Janaka yang dihujani panah, melawan dengan tangan hampa. Dewi Suprabawati kembali menggunakan keris pusakanya, namun tetap dilawan Raden Janaka dengan lemah lembut tanpa menyakiti, karena sang Janaka telah luluh hatinya atas kecantikan dan kesaktian Dewi Suprabawati. Akhirnya keris pun terjatuh dan berhasil dikuasai Raden Janaka. Dewi Suprabawati mengakui kekalahannya, dan diboyong Raden Janaka.
Pendukung Tari
Paraga Patuh
- Mg Daiva Faiz Anggara
- Mg Syakirina Sheryl Mazzaya
Paraga Peksi (Burung Garuda): MB Kagomatoyo
Paraga Bela
- MB Puntomatoyo
- Mg Dhiwya Pasthika
Pamucal Beksa
- Nyi RRiyo Pujaningrum
- Nyi RRiyo Condroningrum
- RRiyo Sasmintoprobo
Panata Gendhing Beksan: MRiyo Susilomadyo
Panata Gendhing Uyon-uyon: MJ Morosebo
Kandha: KMT Suryowasesa
Keprak: RRiyo Rogomurti
Panata Busana: Nyi RL Lukitaningrumsumekto
Pimpinan Produksi: RB Pronomatoyo