Tamanan Seri ke-31, Batik Keraton (Awisan Dalem)

Yogyakarta memiliki banyak sekali kekayaan budaya dan hasil kesenian yang bernilai tinggi, salah satunya batik. Setiap motif yang tertuang memiliki beragam makna filosofi hidup. Batik mulai dikembangkan pada masa Kerajaan Mataram. Batik tradisional terkenal dengan pewarnaan alam, biasanya menggunakan tumbuhan mengkudu, soga, soda abu, bahkan tanah lumpur. Bagi Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta, batik menjadi bahan pakaian para raja dan keluarganya. Pada masa itu, batik dibuat oleh para putri keraton dan juga pembatik-pembatik ahli yang hidup di lingkungan keraton. Seiring berkembangnya zaman, batik menjadi salah satu komoditi yang diperdagangkan dan dapat dipakai oleh kalangan masyarakat umum. 

Keraton Yogyakarta melalui konten Tamanan seri ke-31, mengajak orang tua untuk mengenalkan kepada anak beberapa jenis motif batik yang hanya dipakai di dalam lingkungan Keraton Yogyakarta saja atau dikenal dengan istilah motif awisan dalem.

Batik Keraton 2

Orang tua dapat mengajak anak bermain dengan kartu yang telah disediakan sembari orang tua mencari informasi lebih dalam lagi melalui tautan berikut https://www.kratonjogja.id/kagungan-dalem/12-motif-batik-larangan-keraton-yogyakarta/ atau menghubungi admin guna mendapatkan file pdf terkait informasi tersebut melalui tautan https://www.kratonjogja.id/kapustakan/3-awisan-dalem-bathik-vol-1-motif-parang/. 

Berbagai informasi terkait motif batik awisan dalem mulai dari motif batik yang hanya dipakai raja sampai motif batik yang dapat dipakai Abdi Dalem dimuat dalam dua artikel tersebut.

Batik Keraton 3

Konten ini dapat dikenalkan kepada anak mulai usia sekolah dasar. Melalui konten ini orang tua juga dapat membersamai anak untuk mencoba membatik, misalnya dengan alat gambar seperti pensil warna/ krayon. Orang tua juga dapat menggunakan kain mori dan canting secara langsung. Membatik dapat membantu untuk melatih konsentrasi dan juga motorik halus anak. Membatik juga dapat menjadi sarana bagi anak belajar tentang kesabaran dan nilai budaya.

Kartu bergambar dalam konten ini ditulis menggunakan 2 bahasa, yakni bahasa Indonesia dan bahasa Jawa dengan penulisan JGST (Javanese General System of Transliteration), PUJL (Pelatinan Umum Jawa Latin), serta aksara Jawa. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan kembali masyarakat pada bahasa Jawa dan beberapa jenis penulisannya. Aktivitas dengan kartu bergambar dapat dimainkan dari berbagai jenjang usia mulai dari anak usia 3 tahun sampai anak usia sekolah, bahkan remaja dan orang dewasa yang ingin belajar bahasa Jawa.

Batik Keraton 4

Simak kartu bergambar, audio pengujaran, dan panduan dalam pranala berikut.  

Tamanan - Audio Batik Keraton (Awisan Dalem) - Audio (4,9 MB)

Tamanan - Kartu Bergambar Batik Keraton (Awisan Dalem) - PDF (7,2 MB)