Uyon-Uyon Hadiluhung Senin Pon 23 November 2020

Memperingati Wiyosan Dalem (hari kelahiran) Sri Sultan Hamengku Buwono X setiap Senin Pon malam Selasa Wage, Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat kembali menggelar Uyon-Uyon Hadiluhung. Sama seperti bulan Oktober lalu, Uyon-Uyon kali ini akan digelar di Kagungan Dalem Bangsal Srimanganti.

Uyon-Uyon Hadiluhung Senin Pon 23 November 2020 esok, akan menyajikan komposisi gendhing dan Beksan Panji Sekar. Terkait situasi pandemi, pertunjukan kali ini dapat disaksikan melalui siaran langsung (live streaming) kanal Youtube Kraton Jogja dan siaran RRI Pro 4 Yogyakarta mulai pukul 20.00 WIB. Pertunjukan ini masih digelar tanpa reservasi, meski demikian terdapat beberapa tamu undangan dengan protokol kesehatan yang ketat.

Komposisi Gendhing:

  1. Gendhing Pambuka:  Ladrang Raja Manggala Laras Pelog Pathet Nem.
  2. Gendhing Soran:Gendhing Randhat Laras Slendro Pathet Nem, Kendhangan Candra, Kendhang Satunggal, Jangkep Sadhawahipun.
  3. Beksan Panji Sekar
  4. Gendhing Lirihan I: Gendhing Mudhatama Laras Slendro Pathet  Sanga, Kendhangan Candra, Ladrang Mudhatama Laras Slendro Pathet Sanga.
  5. Gendhing Lirihan II:Gendhing Megamendhung Laras Pelog Pathet Nem, Kendhangan Sarayuda, Jangkep Sadhawahipun. Minggah Ladrang Wani-Wani Laras Pelog Pathet Nem,  Ketawang Rajaswala Laras Pelog Pathet Nem.
  6. Gendhing  Lirihan III:Gendhing Rimong Laras Slendro Pathet Manyura, Kendhangan Candra, Ladrang Rindhing Putung Laras Slendro Pathet Manyura, Plajaran Laras Slendro Pathet Manyura, Rambangan Kinanthi dan Sinom, Gendhing Sampak Laras Slendro Pathet Manyura.
  7. Gendhing Panutup:Ladrang Sri Kondur Laras Slendro Pathet Manyura.

Sinopsis Beksan Panji Sekar

Beksan Panji Sekar merupakan Yasan Dalem (karya) Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792). Beksan ini mengambil cerita Panji dalam Ringgit (Wayang) Gedog. Beksan ini menceritakan peperangan antara Jayakusuma (disebut juga Panji Sekar, Panji Tohpati) dari negara Jawa dan Klana Jayalengkara dari negara Bali. Saat mendengar kerajaannya akan diserang oleh kerajaan Bali di bawah pimpinan Jayalengkara untuk melebarkan kekuasaan, Prabu Lembu Amiluhur dari Jenggala Manik memerintahkan Jayakusuma untuk mendatangi negara Bali dan mencegah serangan Jayalengkara. 

Beksan Panji Sekar masuk dalam kategori beksan sekawanan, karena dibawakan empat penari putra. Tarian ini menggunakan ragam gerak kakung alus dan ragam gerak impur, selain itu penari membawa keris dan jemparing (panah) sebagai properti ketika adegan peperangan. Setelah puluhan tahun tidak ditampilkan, pada Uyon-Uyon Hadiluhung di era Sri Sultan Hamengku Buwono X ini, Beksan Panji Sekar direinterpretasi dengan penambahan instrumen musik barat. Instrumen tersebut berupa alat musik gesek seperti violin, cello, dan contrabass, serta terdapat perubahan pada struktur geraknya, meski ragam gerak dasar masih dipertahankan.

Penampilan Beksan Panji Sekar kali ini didukung oleh:  

Paraga: 

  1. RJ Khoirokakhyatimatoyo
  2. MJ Wibisanapuntomatoyo
  3. Irwanda Putra Rahmandika
  4. Five Izha Marchiano 

Ploncon:

  1. Riskiawan Agung Budi Aldi Yanto
  2. Ilham Cahya Ramadan
  3. Icha Fikri Kurniawan
  4. Fadil Alfayat

Pemucal Beksa:

  1. M Riyo Dwijawinata
  2. RW Rogomurti

Panata Gendhing: MJ Srikawuryan

Pengendhang: RP Ngeksibrongto

Pengeprak: RW Rogomurti

Pemaos Kandha: KMT Dwijosupadmo

Panata Busana: KRT Suryoamiseno

Produser: MJ Harismatoyo